Kabar Bima

Kasihan Wa’i Rao, Diusia Senjanya Idap Kanker Payudara

889
×

Kasihan Wa’i Rao, Diusia Senjanya Idap Kanker Payudara

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Satu tahun lebih Anuriah diserang kanker payudara, nenek yang biasa disapa Wa’i Rao itu berdomisili di RT 01 RW 01 Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda Kota Bima. Disisa umurnya ini, Wa’i Rao ingin sembuh dari deritanya tersebut.

Kasihan Wa'i Rao, Diusia Senjanya Idap Kanker Payudara - Kabar Harian Bima
Wa’i Rao dengan derita kanker payudara. Foto: Bin

Saat disambangi media ini, Minggu malam (25/2) Wa’i Rao hanya ditemani oleh suaminya Abdullah. Menghabiskan usia senja di rumah panggung yang nyaris reot. Wa’i Rao terbangun dari tempat berbaringnya dan mulai bercerita.

Pendengaran wanita tua sudah mulai berkurang. Nada bicaranya menunjukan raut kesedihan. Bagaimana tidak, sudah setahun lebih menahan rasa panas dan gatal dibagian payudaranya sebelah kanan.

“Sudah setahun lebih begini. Awalnya gatal – gatal,” tuturnya.

Wa’i Rao mengaku, tak banyak yang bisa dilakukannya. Pernah beberapa kali ke dokter dan disebut dirinya menderita kanker payudara. Kemudian diberi sejumlah obat, namun rasa sakitnya tak mereda.

“Tetap gatal dan sesekali panas,” ucapnya singkat.

Ia mengaku, pernah disarankan oleh dokter untuk operasi. Tapi Wa’i Rao mengaku tidak berani. Karena yang dipikirnya, soal operasi soal mempertaruhkan nyawa. Ia pun memilih untuk berobat secara tradisional saja.

Kasihan Wa'i Rao, Diusia Senjanya Idap Kanker Payudara - Kabar Harian Bima
Rumah Wa’i Rao di Kelurahan Santi. Foto: Bin

“Saya tidak berani operasi. Saya takut nanti setelah operasi meninggal. Tapi saya mau sembuh,” katanya.

Wa’i Rao mengaku selama deritanya, tak pernah sekalipun datang pemerintah kelurahan untuk melihat kondisinya. Urusan periksa ke dokter saja, dirinya hanya diantar oleh tetangga yang sudah dianggap sebagai keluarga.

“Anak saya cuman satu orang, sekarang di Jakarta. Bantuan selama ini hanya dari keluarga di sini,” tuturnya.

Di tempat yang sama, tetangga Wa’i Rao, Arina mengaku, Wa’i Rao tetap beraktifitas seperti biasa. Sehari – hari juga, turun dari rumah membeli kebutuhan makan untuk suaminya. Nenek itu jarang memperlihatkan deritanya pada orang lain.

“Wa’i Rao dulu sehari – harinya tukang pijit keliling. Orang – orang yang biasa dipijitnya yang kadang datang melihat dan membantu kebutuhannya sehari – hari,” terangnya.

Jika melihat dari kondisinya sambung Arina, Wa’i Rao perlu mendapat perhatian dan disembuhkan dari sakitnya. Sebab, wanita itu sudah tua dan tak ada anak yang mengurusnya dimasa tua.

“Kasihan melihatnya dengan kanker payudara yang sudah semakin membesar. Kami tetangganya hanya berharap ada yang bisa membantu dan menyembuhkan,” harapnya.

*Kahaba-01