Kabar Bima

Anggota Polres Bima Kota Ikut Pelatihan Jurnalistik

205
×

Anggota Polres Bima Kota Ikut Pelatihan Jurnalistik

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Belajar menulis tak harus menjadi jurnalis atau penulis. Semua orang juga bisa menulis sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Semangat itulah yang mendorong Anggota Polres Bima Kota mengikuti pelatihan jurnalistik, Rabu (30/5) sore di Aula Mapolres setempat.

Anggota Polres Bima Kota Ikut Pelatihan Jurnalistik - Kabar Harian Bima
Pelatihan jurnalistik digelar Polres Bima Kota. Foto: Ady

Pelatihan jurnalistik ini digelar Polres Bima Kota dalam bentuk workhsop bekerjasama dengan Gerakan Indonesia Menulis melalui program Pesantren Menulis Keliling Indonesia.

Anggota Polres Bima Kota Ikut Pelatihan Jurnalistik - Kabar Harian Bima

Wakapolres Bima Kota Kompol Yusuf Tauziri menjelaskan, narasumber dalam pelatihan menghadirkan Darmawan Budi Suseno dan R Toto Sugiharto Penulis dari Jakarta.

Peserta pelatihan kata Wakapolres sebenarnya, bukan saja Anggota Polres tetapi melibatkan masyarakat umum. Termasuk para jurnalis yang ingin mendalami penulisan jurnalistik.

“Kegiatan ini juga akan kita rangkaikan dengan bedah buku Akulah Istri Teroris pada Kamis besok,” jelasnya.

Darmawan Budi Suseno dalam pemaparannya mengatakan, pada dasarnya menulis itu gampang. Hanya saja masyarakat kita sudah terbiasa dengan budaya khutbah atau tutur. Ketika diminta menulis belum tentu bisa.

“Menulis itu penting tapi tidak semua orang bisa. Bahkan, dari sekian profesor di Indonesia tidak sampai 10 persen menjadi penulis,” tuturnya.

Hal menarik dari tulisan lanjut dia, mendapatkan kepuasaan intelektual karena gagasan dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Menulis juga menurut dia, sesuai kebutuhan. Tidak mesti bernilai jurnalistik.

“Karena tulisan itu ada jenis fiksi, novel, sastra dan jurnalistik. Sehingga siapapun bisa menulis. Pak Polisi misalnya menulis kiat Kamtibmas, itu bisa dibaca banyak orang,” terangnya.

Sementara R Toto Sugiharto mengaku, tantangan jurnalistik itu terletak pada cara penyajiannya. Kalau sajiannya itu-itu saja, pembaca akan bosan. Terutama bagi media cetak. Karena itu, ia menyarankan jangan terlalu banyak berita strightnews, harus ada diwarnai denhan berita feature.

“Kebutuhan tulisan juga disesuaikan dengan segmen pembaca. Kebanyakan saat bagaimana bisa mewarnai dunia online yang sedang tren,” ujarnya.

*Kahaba-03