Kabar Bima

Desa Mbuju Bangun Pondasi Ekowisata, Ratusan Bibit Mangrove Ditanam

306
×

Desa Mbuju Bangun Pondasi Ekowisata, Ratusan Bibit Mangrove Ditanam

Sebarkan artikel ini

Dompu, Kahaba.- Penanaman 650 pohon mangrove di kawasan Wisata Toro (Bukit) Matompo, Desa Mbuju, Kecamatan Kilo, Minggu (2/9) kemarin menutup seluruh rangkaian event Mbuju Festival 2018.

Desa Mbuju Bangun Pondasi Ekowisata, Ratusan Bibit Mangrove Ditanam - Kabar Harian Bima
650 bibit mangrove di tanam di sepanjang obyek wisata Toro (Bukit) Matompo dan Paropa, Desa Mbuju, Kecamatan Kilo. Foto: Ist

Kegiatan ini dilakukan bersama dengan Kelompok Pokmaswas Mbuju Jaya, Pencinta Alam, Pihak Sponsor (PT Pegadaian Unit Dompu), Komunitas Tangan Diatas (TDA).

Desa Mbuju Bangun Pondasi Ekowisata, Ratusan Bibit Mangrove Ditanam - Kabar Harian Bima

”Kegiatan ini mempererat hubungan antar sesama panitia dan sejumlah element yang selama ini telah membantu menyukseskan event Mbuju Festival, terutama pemerintah Desa, dan pihak sponsor,” ujar Ketua Panitia, Ady Ardiansah melalui siaran pers yang dikirim di media ini.

Ia menjelaskan, penanaman mangrove di kawasan pantai manfaatnya sangat banyak. Karenanya sebagai generasi penerus wajib untuk melestarikan pantai. Salah satu manfaat adanya mangrove yakni menahan abrasi laut yang selama ini terus menerjang jalan lintas Kilo.

“Jika terus terjadi abrasi, maka akses jalan di Kilo akan terputus. Selain itu, guna mendukung pengembangan pariwisata Desa Mbuju khususnya untuk Ekowisata,” tambahnya.

Ady mengatakan, hutan mangrove mempunyai keistimewaan dalam berbagai aspek, baik fisik, ekologi maupun sisi ekonomi, sehingga akan mempercepat pengembangan wisata di desa setempat. Aspek fisik mangrove di antaranya memiliki akar banyak dan batang kokoh, sehingga mampu mencegah bahaya ombak dan abrasi air laut.

Sedangkan dari sisi ekologi manggrove mampu berfungsi sebagai filter polusi air dan udara karena dapat tumbuh pada kondisi tanah berlumpur serta menjadi tempat habitat biota laut berkembang biak.

Sementara itu, Kepala UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kecamatan Kilo Chairul mengatakan mangrove sangat berperan penting dalam menjaga  garis pantai agar tetap stabil. Kehadiran populasi pohon dan semak yang ada pada kawasan hutan mangrove tersebut dapat melindungi tepian pantai dari terjangan ombak langsung yang berpotensi menghantam dan merusak bibir pantai.

“Selain itu, peran penting Hutan Mangrove lainnya yakni melindungi pantai dan tebing dari kerusakan, seperti erosi dan abrasi,” bebernya.

Dari sektor ekonomi, Hutan Mangrove juga memberikan pendapat alternatif bagi nelayan. Nanti,  masyarakat setempat menjadikan kawasan Mangrove sebagai lahan untuk mengais rezeki. Dalam satu bulan kawasan magrove bisa menghasilkan 50-60 liter madu.

“Dampak lainnya adalah semakin banyaknya kepiting bakau di Hutan Mangrove yang membuat penghasilan para nelayan bertambah,” sambungnya.

Dengan demikian, lanjut Chairul, melihat peran penting dan potensi besar yang dimiliki dari Hutan Mangrove baik dalam sektor ekonomi maupun pelestarian lingkungan hidup, sudah selayaknya masyarakat dan berbagai elemen pihak mendukung dan berpartisipasi dalam gerakan pelestarian lingkungan hidup demi kemaslahatan bersama.

”Ayo lestarikan hutang bakau,” ajaknya.

Selain itu, dilihat dari sisi ekonomi mangrove menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan arang serta menghasilkan biji untuk dibuat berbagai pangan atau minuman serta berbagai macam manfaat lainnya.

“Hutan ini sangat penting bagi kita semua untuk dapat benar merawat alam sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kades Mbuju Abdullah Mursalin mengatakan, ke depan desanya akan  mengembangkan wisata hutan mangrove untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan kesejahteraan masyarakatnya.

“Saya mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove karena memiliki keistimewaan serta banyak manfaat,” katanya.

Abdullah memaparkan, hutan mangrove yang dikelola dengan baik bisa menjadi potensi menambah destinasi wisata alam di daerah ini. Salah satunya hutan mangrove di So Panihi dan Paropa yang masih alami.

Menurut dia, untuk mencapai cita-cita ini tentu tidak cukup jika hanya pemerintah saja yang bergerak. Untuk itu seluruh komponen masyarakat yang ada di Desa Mbuju harus mengambil peran.

“Agar apa yang kita impikan untuk membuat pariwisata Desa Mbuju ini semakin di kenal dan lebih menarik wisatawan berdatangan,” tandasnya.

*Kahaba-01