Kabar Bima

Nama Penumpang Hilang Setelah Pesan Tiket, NAM AIR Dituding Tidak Profesional

210
×

Nama Penumpang Hilang Setelah Pesan Tiket, NAM AIR Dituding Tidak Profesional

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Seorang penumpang dari jasa penerbangan NAM Air, Yusramansyah mengeluhkan sikap operator yang diduga menghilangkan nama salah 1 satu penumpang dari 5 nama yang diberikan. Akibat itu, isterinya yang harus berangkat secara bersamaan dengan dirinya dan keluarga terlantar di Bandara Sultan Salahudin Bima.

Nama Penumpang Hilang Setelah Pesan Tiket, NAM AIR Dituding Tidak Profesional - Kabar Harian Bima
Kantor NAM Air di Kota Bima. Foto: Eric

Yusramansyah menceritakan, awal pembelian tiket sekitar 28 Agustus lalu. Dirinya memesan tiket dengan jumlah 5 orang tujuan Lombok pada tanggal 7 September, dengan harga Rp 3,9 juta lebih.

Nama Penumpang Hilang Setelah Pesan Tiket, NAM AIR Dituding Tidak Profesional - Kabar Harian Bima

Saat pembelian tiket tersebut dirinya menyerahkan secarik kertas yang tertulis nama 5 calon penumpang. Masing – masing dari 3 dewasa dan 2 anak. Karena kurang teliti, operatornya hanya memasukan 4 orang penumpang saja, yaitu 2 dewasa dan 2 anak.

“Akibat kecerobohan tersebut, isteri saya yang masuk kategori dewasa namanya tidak dicantumkan dalam tiket. Akhirnya yang berangkat 4 orang penumpang saja ke Lombok, sedangkan isteri saya terlantar di bandara Bima,” ujarnya, Jumat (7/9).

Karena nama isteri tidak tercantum dalam tiket dan gagal berangkat. Dirinya beserta keluarga mencoba menanyakan kepada pihak perwakilan NAM Air di bandara, namun ternyata kantornya belum dibuka. Akhirnya ia harus berangkat berempat dulu. Sembari mengurus isterinya yang terlantar di bandara, dan akan mencari ticket lain.

Dari insiden tersebut, dirinya menduga NAM Air tidak profesional menginput nama calon penumpang. Karena tidak mungkin dirinya lupa memesan tiket atas nama isterinya. Apalagi saat memberikan secarik kertas dengan jumlah nama 5 orang.

“Akibat kelalaian ini saya mengalami kerugian yang tidak bisa dinilai dengan uang. Apalagi berdasarkan undang-undang penerbangan dan perlindungan konsumen, tentu ada hak konsumen yang harus diberikan oleh penyedia jasa,” bebernya.

Sementara itu pihak NAM Air melalui 2 petugas operator Nabila dan Christina yang dimintai klatrifikasi mengakui, ada penumpang bernama Yusramansyah yang menghubungi kantornya via seluler pagi tadi, dan menanyakan perihal tentang hilangnya nama 1 penumpang dari tiket yang telah dibeli.

Pihaknya pun meminta agar Yusramansyah tenang dan menceritakan perihal yang dialami, sembari memberikan informasi tentang kode boking keberangkatan tersebut. Setelah dicek memang benar telah membayar Rp 3.9 juta, dan tertera di komputer hanya 4 nama penumpang saja dengan tujuan Bima-Lombok tanggal 7 September, dan tanggal 12 September untuk tujuan Lombok-Bima. Artinya dengan jumlah nilai uang tersebut, untuk ticket pulang-pergi hanya untuk 4 orang saja.

“Untuk proses pembelian tiket, sebelum kita menerima uang dari calon pembeli terlebih dahulu kami mengkonfirmasi, terkait nama, tanggal keberangkatan dan tujuan penumpang. Sehingga bila sudah disepakati, maka pihak operator akan menerima uang tiket dan calon pembeli menerima ticket,” imbuhnya.

Pihaknya menegaskan bahwa uang ticket Rp 3.9 juta tersebut untuk 4 penumpang saja dengan tujuan pulang pergi Bima-Lombok. Sehingga saat itu pihaknya menyarankan agar Yusramansyah, menghubungi isterinya di bandara Bima untuk kembali ke costumer servis NAM Air agar memesan kembali tiket tujuan Lombok.

“Kami merasa ada miskomunikasi dari bapak Yusramansyah terkait tidak ada nama isterinya dalam daftar nama penumpang. Tapi apapun itu, kami memohon maaf atas ketidak nyamanan tersebut,” tambahnya.

*Kahaba-04