Kabar Bima

Komentar Pimpinan Dewan Itu Menunjukan Kepongahan Yang Menurunkan Kredibilitas

299
×

Komentar Pimpinan Dewan Itu Menunjukan Kepongahan Yang Menurunkan Kredibilitas

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dosen STISIP Mbojo Bima Syarif Ahmad mengutuk komentar Pimpinan DPRD Kota Bima Sudirman DJ di media sosial yang telah melukai alumni, mahasiswa dan lembaga STISIP Mbojo Bima. (Baca. Tidak Terima Dihina, Alumni dan Lembaga STISIP Lapor Pimpinan Dewan ke Polisi)

Komentar Pimpinan Dewan Itu Menunjukan Kepongahan Yang Menurunkan Kredibilitas - Kabar Harian Bima
Dosen STISIP Mbojo Bima Syarif Ahmad. Foto: Bin

Menurut Syarif, pernyataan itu menunjukan kualitas pimpinan dewan yang tidak kredibel dan justru menunjukan kapasitas seorang legislator yang tidak terhormat.

Komentar Pimpinan Dewan Itu Menunjukan Kepongahan Yang Menurunkan Kredibilitas - Kabar Harian Bima

“DPRD itu lembaga terhormat itu. Komentar itu malah menunjukan lembaga itu tidak terhormat,” kritiknya, Selasa (25/9).

Kata pria yang juga seorang Doktor itu, statemen Sudirman DJ telah menggiring pada opini yang cukup mendiskreditkan STISIP secara institusi. Untuk itu, yang bersangkutan harus bertanggungjawab, baik secara moral sebagai anggota DPRD, lebih-lebih sebagai pimpinan dewan dan juga harus mengakui kepongahannya.

“Karena STISIP sudah membawa masalah ini ke ranah hukum, Sudirman juga harus mempertanggungjawabkan secara hukum apa yang sudah disampaikan tersebut,” katanya.

Syarif menjelaskan, perbedaan gagasan dan ide di media sosial itu hal yang wajar. Tapi jangan sampai menggiring dan menyeret institusi, kemudian melukai semua jajaran yang ada. Jika sudah begini, yang merasa dihina juga tidak akan tinggal diam.

“Saya kira ini kepongahan yang justru menurunkan kredibilitas legislatif. Kehormatan lembaga tersebut justru dirusak oleh prilaku prilaku yang seperti ini,” sorotnya.

Untuk itu, dirinya berharap, kedepan semua harus bisa menjaga diri dan komunikasi. Terutama di media sosial. Karena perbedaan pemikiran merupakan dinamika yang harus dinikmati, bukan kemudian menghantam institusi lembaga pendidikan seperti itu.

“Itu menurut saya yang tidak bisa ditolerir,” tandasnya.

*Kahaba-01