Kabar Bima

Bohari Diduga Gelapkan Anggaran Tahap Kedua Gapoktan Menara

209
×

Bohari Diduga Gelapkan Anggaran Tahap Kedua Gapoktan Menara

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Menara Desa Rada Kecamatan Bolo, Bohari Muslim diduga menggelapkan anggaran Gapoktan Menara Desa Rada. Anggaran tersebut merupakan anggaran tahap kedua tahun 2018 sebanyak Rp 30 juta, yang telah dicairkan Juni 2018 lalu. (Baca. Ketua Gapoktan Menara Palsukan Tanda Tangan Sekretaris Untuk Pencairan Anggaran)

Bohari Diduga Gelapkan Anggaran Tahap Kedua Gapoktan Menara - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Infonya, ada 3 kelompok tani yang diajukan untuk mendapatkan bantuan dari anggaran tahap kedua. Masing – masing Kelompok Tani Tolo Mango, Kelompok Tani Temba Nggeru dan Kelompok Tani Sumber Makmur.

Bohari Diduga Gelapkan Anggaran Tahap Kedua Gapoktan Menara - Kabar Harian Bima

Ketua Kelompok Tani Tolo Mango Saiful mengatakan, dirinya tidak tahu jika anggaran tersebut sudah cair. Pasalnya sampai hari ini kelompoknya belum mendapatkan bantuan tersebut.

“Jangankan dapat uang bantuan. Uang sudah cair saja kami tidak tahu,” ujarnya, kemarin.

Selain itu, Saiful mengaku tidak tahu jika kelompoknya juga dimasukkan dalam daftar nama kelompok tani yang akan mendapatkan bantuan dari anggaran Gapoktan Menara Desa Rada untuk anggaran tahap kedua tahun 2018.

“Saya tidak diberitahu. Bahkan tidak pernah ketemu Ketua Gapoktan sampai hari ini. Terakhir ketemu saat rapat pembentukan Gapoktan Menara beberapa tahun lalu saja,” bebernya.

Hal senada juga disampaikan ketua kelompok tani Sumber Makmur, Adiansyah. Menurutnya, ia tidak pernah menerima anggaran tersebut dari Ketua Gapoktan Menara Desa Rada. Bahkan dirinya sama sekali tidak tahu jika anggaran tersebut sudah cair.

“Jangankan terima bantuan, tahu anggaran cair saja saya tidak tahu,” ungkapnya.

Ia juga tidak tahu jika kelompoknya diusulkan untuk mendapatkan bantuan tersebut. Pasalnya hingga sekarang tidak pernah mendapat kabar atau dimintai tandan tangan atau data kelompok oleh Ketua Gapoktan Menara Desa Rada.

“Dulu pernah datang minta uang sama saya Rp 200 ribu. Tapi katanya ada bantuan buat nambah modal usaha saya. Tidak tahu kalau Gapoktan. Itupun anggaran yang dijanjikan tersebut belum saya terima dan tidak ada kabars,” bebernya.

Dia berharap, jika memang kelompoknya diusulkan untuk mendapatkan bantuan dari Gapoktan Menara Desa Rada, agar anggaran tersebut diberikan kepadanya dan bisa digunakan untuk kebutuhan kelompok tani.

“Kalau anggota kelompok saya tahu ada bantuan dari Gapoktan, bisa-bisa saya dituduh tilep bantuan, padahal uang tidak mereka kasih,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Menara Desa Rada Bohari Muslim membenarkan jika anggaran tersebut belum dia berikan kepada kelompok-kelompok yang harus mendapatkan bantuan tersebut. Karena pada saat anggaran Gapoktan tersebut cair, dirinya sedang berduka dan berkabung.

“Waktu itu saya kalang kabut,” katanya.

Bohari mengaku, anggaran tahap kedua senilai Rp 30 juta tersebut sudah dicairkannya sejak bulan Juni 2018. Perencanaanya dipergunakan untuk pembibitan kedelai.

Katanya, salah satu alasan anggaran tersebut belum diberikan kepada kelompok – kelompok tani yang berhak mendapatkannya, karena dikhawatirkan uang tersebut akan disalahgunakan.

“Maklum biasanya, kebanyakan dari masyarakat menganggap uang tersebut uang hibah,” jelasnya.

*Kahaba-10