Kabar Bima

Sebagian Guru Tolak Kartu ILCMI, Uang Kesra yang Dipotong Minta Dikembalikan

171
×

Sebagian Guru Tolak Kartu ILCMI, Uang Kesra yang Dipotong Minta Dikembalikan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima,  Kahaba.- Tidak ingin menggunakan kartu ILCMI yang dijual dengan cara paksa, sejumlah perwakilan guru di Kota Bima meminta agar tunjangan kesra yang dipotong untuk membayar kartu tersebut minta dikembalikan.

Sebagian Guru Tolak Kartu ILCMI, Uang Kesra yang Dipotong Minta Dikembalikan - Kabar Harian Bima
Foto bersama sejumlah guru dan Kepala Dinas Dikbud usai pertemuan soal kartu ILCMI. Foto: Ist

Keinginan itu disampaikan guru – guru saat mendatangi kantor Dinas Dikbud Kota Bima dan menemui kepala dinas setempat, kemarin.

Sebagian Guru Tolak Kartu ILCMI, Uang Kesra yang Dipotong Minta Dikembalikan - Kabar Harian Bima

Guru SDN 14 Kota Bima Samsiah menolak tegas uang kesranya dipotong oleh bendahara UPT untuk membayar kartu itu. Sebab, dirinya tidak membutuhkan kartu tersebut.

“Kami tidak butuh kartu itu. Kembalikan uang kami,” tegasnya.

Ia juga mengaku tidak suka dengan cara ILCMI yang menjual kartu itu dengan cara – cara memaksa. Datang ke tiap sekolah dan memaksa guru – guru untuk membeli, kemudian mencatut nama Kepala Dinas Dikbud.

“Kita langsung disuruh registrasi. Tapi kita tolak tapi tetap dipaksa,” ungkapnya.

Demikian juga diungkapkan Ardiansyah, guru SDN 40, saat datangi untuk sosialisasi disebutkan sudah ada persetujuan dari Kepala Dinas Dikbud. Kemudian kartu itu hanya untuk yang mendapatkan sertifikasi. Kenyataannya tetap dipaksa ke semua guru.

“Bahkan untuk guru yang mau pensiun saja dipaksa,” ujarnya.

Alasan dirinya dan sejumlah guru menolak kartu itu karena model pembelajaran bisa juga dicari di google. Di google banyak menyediakan kebutuhan pendidikan. Tergantung guru – guru apakah mau memanfaatkan itu atau tidak.

“Intinya kami minta uang kesra kami yang dipotong itu dikembalikan,” tegasnya.

Kepala Dikbud Kota Bima H Alwi Yasin mengaku tidak tahu jika demikian cerita yang sebenarnya. Dirinya hanya tahu mengenai keberadaan pihak ketiga menawarkan kartu pintar tersebut.

“Yang saya tahu sosialiasi, saya juga tidak pernah menandatangani persetujuan untuk pemotongan uang guru untuk bayar kartu itu,” jelasnya.

Di hadapan guru Alwi berjanji, bagi guru yang tidak membutuhkan kartu itu dan uang kesra yang sudah dipotong diminta untuk dikembalikan. Tapi bagi guru yang tetap ingin menggunakan kartu itu bisa tetap memanfaatkannya.

*Kahaba-01