Kabar Bima

Kanker Tulang Punggung, Tukang Batu Asal Sanggar Minta Tolong Pemerintah Bantu Operasi

386
×

Kanker Tulang Punggung, Tukang Batu Asal Sanggar Minta Tolong Pemerintah Bantu Operasi

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Karena kendala biaya, Warusulihin (32) dan keluarganya mengurungkan niat untuk menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Kanker tulang punggung yang dialaminya membuatnya menjadi semakin kurus.

Kanker Tulang Punggung, Tukang Batu Asal Sanggar Minta Tolong Pemerintah Bantu Operasi - Kabar Harian Bima
Tahri saat dirawat di PKM Sanggar. Foto: Ist

Pria yang akrab disapa Tahri tersebut merupakan warga RT 03 desa Taloko Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Saat ini, masih terbaring lemah di Puskesmas Sanggar, berjuang keras melawan penyakit yang diidapnya mulai setahun lalu.

Kanker Tulang Punggung, Tukang Batu Asal Sanggar Minta Tolong Pemerintah Bantu Operasi - Kabar Harian Bima

M Saleh A Khalik, pemuda asal Desa Taloko yang mengabarkan kondisi Tahri ke media ini mengaku, derita itu bermula saat beberapa tahun lal, akibat benturan kecelakaan. Sejumlah organ tubuh Tahri terluka, seperti kaki dan tulang punggung.

“Seiring waktu, kaki Tahri mulai membaik. Tapi tulang punggungnya tak kunjung sembuh,” katanya saat menghubungi media ini, Minggu (4/11).

Karena pria tersebut sehari – harinya bekerja sebagai tukang batu, maka semakin berdampak pada tulang punggungnya. Sering beraktifitas dan bekerja, membuat tulang punggung Tahri infeksi.

Karena semakin parah kata Saleh, keluarga Tahri membawanya ke dokter. Hasilnya, diagnosa dokter menyebutkan pria tersebut mengidap kanker tulang punggung.

“Tahri sempat kritis dan dirawat di RSUD Dompu. Dia susah bernapas dan sering sakit perut. Dokter pun menyarankan agar dioperasi di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB,” ungkapnya.

Namun karena persoalan klasik, dan hasil urung rembuk pihak keluarga. Diputuskan untuk tidak membawa Tahri. Biaya menjadi kendala utama. Sementara keluarga Tahri bukan berada.

“Saat ini dirawat saja di Puskesmas Sanggar. Kondisinya semakin memprihatinkan,” katanya.

Saleh mengakui, Tahri sudah memiliki BPJS. Tapi menunda keinginan untuk operasi karena memikirkan biaya lain yang harus ditanggung diluar BPJS.

Untuk itu, mewakili keluarga pria malang itu dirinya berharap ada pertolongan dari pemerintah dareah. Agar Tahri bisa segera dioperasi dan sembuh.

“Keluarga Tahri minta tolong kepada pemerintah, tolong dibantu meringankan biaya operasi dan kebutuhan berobat di Mataram nanti,” pintanya.

*Kahaba-01