Kabar Bima

Pernah Berprestasi, Toga Lestari Sambori Kini Tinggal Cerita

399
×

Pernah Berprestasi, Toga Lestari Sambori Kini Tinggal Cerita

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima,Kahaba.- Kelompok Tanaman Obat Keluarga (Toga) Lestari Desa Sambori Kecamatan Lambitu sejak 2016 sudah mengukir prestasi. Baik itu tingkat Kabupaten Bima, provinsi hingga menyabet juara di tingkat nasional.

Pernah Berprestasi, Toga Lestari Sambori Kini Tinggal Cerita - Kabar Harian Bima
Plang Toga Lestari Sambori. Foto: Hardi

Toga Lestari merupakan wadah pengobatan alami herbal yang dimiliki Kabupaten Bima. kelompok tersebut beberapa kali dikunjungi oleh peneliti lokal, nasional dan bahkan sampai internasional. Namun sekarang hanya menjadi tinggal cerita.

Pernah Berprestasi, Toga Lestari Sambori Kini Tinggal Cerita - Kabar Harian Bima

Pendiri Toga Lestari Desa Sambori Siti Aisyah menjelaskan, kelompok tersebut memiliki tanaman obat keluarga yang berjumlah 400 jenis tanaman herbal. Keberadaannya juga telah menjadi aset Kabupaten Bima dan khususnya di Kecamatan Lambitu. Keberadaan Toga menjadi tumpuan tersendiri untuk pengobatan masyarakat setempat. Namun, kini tidak terawat lagi.

“Tanaman obat keluarga ini pernah menjadi ikonnya Kabupaten Bima. Prestasinya, pernah meraih juara 5 lomba Toga tingkat daerah. Kemudian di tingkat Provinsi, menyabet juara 1 dan di tingkat nasional menggondol juara 3,” sebut Aisyah, Jumat (1/2).

Saat ditemui di kediamannya, mengatakan Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima telah bekerjasama dengan Puskesmas Lambitu untuk bersedia mengembangkan Toga tersebut. Namun semua itu tidak terlaksana dengan baik.

“Saat Toga Lestari mendapat prestasi tahun 2016 lalu, mereka pernah menawarkan untuk bekerjasama dengan kami. Tetapi itu semua hanya wacana, tidak pernah terlaksana sama sekali,” ujarnya.

Sementara pengelola Toga Aisyahningsih mengatakan, dari 400 jenis tanaman obat herbal, dapat mengobati berbagai macam penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh obat dokter seperti Kista, Kanker dan lain – lain.

“Kami pernah mengobati pasien yang terkena penyakit Kista, bahkan pasien tersebut pernah sampai di Singapura untuk cari obat, akhirnya datang ke Sambori dan kami obati menggunakan tanaman herbal tersebut,” ungkapnya.

Sebagai pengelola Aisyahningsih berharap kepada pemerintah agar dapat membantu untuk menghidupkan kembali Toga dimaksud. Agar dapat berkembang sebagaimana tujuan awal.

“Toga ini dirasakan sekali manfaatkannya oleh masyarakat untuk membantu penyembuhan banyak penyakit. Selain itu, perlu juga ada kontribusi dari Pemerintah Desa Sambori, bukan hanya sebagai tempat penelitian saja,” tuturnya.

*Kahaba-07