Kabar Bima

Tinggal di Gubuk Rapuh, Kehidupan Kakek Nurdin Mengundang Iba

1027
×

Tinggal di Gubuk Rapuh, Kehidupan Kakek Nurdin Mengundang Iba

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Kasihan Nurdin, kakek berusia 80 tahun tersebut tinggal sebatang kara di gubuk reot di RT 01 RW 01 Dusun Oi Saja Desa Nata Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima.

Tinggal di Gubuk Rapuh, Kehidupan Kakek Nurdin Mengundang Iba - Kabar Harian Bima
Kondisi gubuk Nurdin di Dusun Oi Saja Desa Nata Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Foto: Yadien

Pria yang berusia senja itu sejak 8 tahun yang lalu tinggal sendirian dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Gubuk kecil berdiri dari 4 tiang itu sudah rapuh. Pada tempat itu, Nurdin beristrahat dan melewati hari-hari tuanya.

Tinggal di Gubuk Rapuh, Kehidupan Kakek Nurdin Mengundang Iba - Kabar Harian Bima

Berlindung di gubuk berukuran sangat kecil dengan dinding bambu tersebut, ternyata Nurdin tidur tanpa alas. Di tempat tidur, ia hanya memiliki beberapa bantal usang dan selimut lusuh.

Sang kakek yang ditemui media ini, Rabu (20/3) menceritakan, jika malam ia sering kali menggigil kedinginan karena dinding rumah yang berlubang. Begitu juga jika hujan datang, pria renta itu seringkali basah karena atap gubuk yang banyak bocor.

“Kalau hujan saya cari tempat untuk berlindung, karena banyak yang bocor,” ujarnya.

Untuk bertahan hidup ia sehari-sehari hanya diberi oleh saudaranya yang ada di Desa Rabakodo Kecamatan Woha dan orang-orang sekitar. Tubuhnya yang sudah keriput itu tidak lagi kuat untuk bekerja. Apalagi menjadi kuli seperti saat ia muda.

Tinggal di Gubuk Rapuh, Kehidupan Kakek Nurdin Mengundang Iba - Kabar Harian Bima
kakek Nurdin saat duduk di pintu gubuknya. Foto: Yadien

Meskipun demikian, ia tetap bersyukur karena masih diberikan kekuatan untuk bertahan hidup dan diberi kesempatan untuk beribadah kepada Sang Maha Memberi.

“Saya tidak memiliki anak karena tidak pernah menikah,” katanya.

Nurdin mengaku selama hidup, ia tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik pemerintah desa, kecamatan bahkan daerah. Meskipun banyak masyarakat lain yang mendapat bantuan seperti PKH, Rastra dan sejumlah bantuan lainnya. Sang kakek hanya menjadi penonton saja, karena tidak pernah diperhatikan.

“Kalau sakit saya diam di rumah saja, jangankan untuk berobat untuk makan saja menunggu belas kasih tetangga,” urainya menitikkan air mata.

*Kahaba-10