Kabar Bima

Mahasiswa dan Alumni Akbid Harapan Bunda Disiapkan Penempatan Kerja di Luar Negeri

240
×

Mahasiswa dan Alumni Akbid Harapan Bunda Disiapkan Penempatan Kerja di Luar Negeri

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Akademi Kebidanan Harapan Bunda bersama PT Prima Duta Sejati Surabaya menggelar sosialisasi penempatan kerja, Selasa pagi (26/3). Kegiatan tersebut diikuti mahasiswa dan sejumlah alumni di aula kampus setempat.

Mahasiswa dan Alumni Akbid Harapan Bunda Disiapkan Penempatan Kerja di Luar Negeri - Kabar Harian Bima
Sosialisasi penempatan lulusan oleh Akbid Harapan Bunda Bima. Foto: Ist

Humas Kampus Akbid Harapan Bunda Rostina menyampaikan, dunia pendidikan di bidang kesehatan semakin banyak, persaingan untuk memperoleh pekerjaan pun semakin ketat. Untuk unggul dalam persaingan itu, tentu mahasiswa harus memiliki skill dan kecerdasan yang tinggi.

Mahasiswa dan Alumni Akbid Harapan Bunda Disiapkan Penempatan Kerja di Luar Negeri - Kabar Harian Bima

Maka untuk mengurangi nilai pengangguran setelah lulus kuliah kesehatan. Pihaknya bekerjasama dengan PT Prima Duta Sejati Surabaya, agar bekerja di luar negeri.

“Bagi alumni Akbid yang berminat untuk kerja di luar negri, nanti bisa hubungi kami di kampus,” ujarnya.

Sementara itu Perwakilan dari PT Prima Duta Sejati Surabaya Joko menjelaskan, ada 2 negara yang ditawarkan bagi lulusan ilmu kesehatan untuk bekerja di luar negeri. Masing – masing Jepang dan Taiwan.

Bagi yang berminat ke negara Jepang harus mengajukan syarat seperti e-KTP, akta lahir, KK, Ijazah, surat izin keluarga, SKCK dari Polres setempat dan tinggi badan 155 cm, dengan maksimal usia 19 sampai 30 tahun.

“Persyaratan tersebut bisa diajukan  oleh peminat ke Kampus Akbid, setelah itu akan dilanjutkan ke PT kami,” katanya.

Joko juga menginformasikan, yang bekerja di Jepang akan mendapatkan gaji Rp 18 juta. Tempat kerja mereka di instansi pemerintah dan di tempat swasta. Bentuk instansinya, seperti panti jompo dan panti asuhan.

Sebelum berangkat ke Jepang, maka harus mengikuti pelatihan selama 9 bulan di penampungan yang sudah disediakan. Selama pelatihan, selain melatih bahasa, juga dilatih mental, sosial dan budaya. Karena memahami kultur negara yang didatangi itu bukan hal yang mudah, tapi butuh pelatihan khusus.

Untuk ke Negara Taiwan sambung Joko, peserta hanya mengikuti pelatihan selama 3 bulan. Di negara itu peserta akan mendapatkan gaji Rp 11,3 juta dan juga bekerja sebagai perawat di panti jompo dan panti asuhan yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.

“Sebelum diberangkatkan ke negara yang dituju, para calon pekerja juga akan diperiksa kesehatannya, karena itu merupakan faktor penting yang harus di perhatikan,” tambahnya.

*Kahaba-05