Kabar Bima

Kreativitas tak Diperhatikan, RKR dan BSSM Keluhkan Sikap Pemerintah

181
×

Kreativitas tak Diperhatikan, RKR dan BSSM Keluhkan Sikap Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pembukaan Hari Ulang Tahun (HUT) Koperasi yang ke 72 dan Hari UMKM Nasional Tahun 2019 di Halaman Gedung Seni dan Budaya meriah dan menarik hati para pengunjung.

Kreativitas tak Diperhatikan, RKR dan BSSM Keluhkan Sikap Pemerintah - Kabar Harian Bima
UMKM yang mengisi stand Gebyar Wirausaha. Foto: Hardi

Kemeriahan itu terlihat dari hadirnya puluhan stand yang memamerkan beragam produk hingga stand hasil daur ulang limbah sampah seperti Rumah Kreatif Raba dan Bank Sampah Sarae Maraso Kelurahan Sarae Kota Bima.

Kreativitas tak Diperhatikan, RKR dan BSSM Keluhkan Sikap Pemerintah - Kabar Harian Bima

Hasil kreatifitas tersebut berupa bunga dari plastik, tempat tisu dari koran, toples kue koran, tempat minuman dari gelas mountea, tabungan dari sampah pop mie, tas dari bungkusan Sunlight dan beberapa kretifitas lain. Harganya berkisar dari Rp 10.000 hingga Rp 300.000,

Di balik kemeriahan itu ternyata menyimpan sejuta keluhan. Seperti yang disampaikan dari stand Rumah Kreatif Raba (RKR) dan Stand Bank Sampah Sarae Maraso (BSSM).

Seperti yang disampaikan Ketua (RKR) Sri Suhadania, menurut dia keberadaan Rumah Kreatif Raba dengan hasil olahan limbah sampah menjadi barang layak digunakan, hanya menjadi pajangan semata. Limbah sampah yang menjadi penyebab utama datangnya banjir, kemudian diolah menjadi satu kreatifitas dengan nilai seni yang tinggi dengan fungsinya hanya sebagai cerita belaka.

“Untuk apa kita buat ini kalau hanya sekedar jadi pajangan di rumah saja. seharusnya instansi terkait seperti dinas- dinas dapat membeli hasil kreativitas ini sebagai pajangan di kantor-kantor mereka dan bisa dimanfaatkan juga fungsinya. Itu semua untuk memacu motivasi masyarakat dalam mengolah sampah menjadi barang layak pakai,” jelasnya.

Mungkin dengan adanya rumah kreatifitas ini, menurut Sri, dapat membantu masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan serta pengetahuan dalam mengolah kembali sampah-sampah menjadi kreatifitas yang layak dijual kembali, serta dapat bernilai rupiah.

“Kalau bisa dinas-dinas bisalah membeli hasil daur ulang limbah olahan masyarakat atau minimal memberi dukungan dan motivasi kepada kami agar lebih semangat lagi dalam menghasilkan kreatifitas baru,” harapnya.

Sementara itu Ketua (BSSM) Yana juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya keberadaan mereka sebagai pengolah limbah sampah tersebut harus diperhatikan lebih khusus. Sebab keberadaannya dinilai dapat memberi manfaat lebih.

“Organisasi ini sudah dibangun sejak 2015, namun perkembangannya tetap begini saja. Pemerintah tidak memberi wadah untuk hasil olahan sampah ini dapat menarik perhatian masyarakat, karena ini tentu sangat membantu mencegah bencana,” bebernya.

Yana berharap kepada pemerintah agar dapat memberi ruang sehingga hasil kreativitas tersebut dapat memberi edukasi kepada masyarakat.

“Kita tunjukan ini loh hasil kreasi kita orang Bima dengan mencintai hasil kreasi daerah kita,” tukasnya.

*Kahaba-07