Kabar Bima

Idul Adha 1440 H, 1.094 Hewan Dikurban, 3 Diantaranya Terkena Penyakit

199
×

Idul Adha 1440 H, 1.094 Hewan Dikurban, 3 Diantaranya Terkena Penyakit

Sebarkan artikel ini

Kota Bima,  Kahaba.- Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Bima Juwaihar menyebutkan jumlah keseluruhan pemotongan hewan kurban di Kota Bima pada Idul Adha 1440 tahun 2019 sebanyak 1.094 ekor hewan dikurbankan.

Idul Adha 1440 H, 1.094 Hewan Dikurban, 3 Diantaranya Terkena Penyakit - Kabar Harian Bima
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Bima Juwaihar. Foto: Hardi

“Rinciannya, Sapi sebanyak 533 ekor, Kambing 560 ekor dan Sisanya 1 Ekor Kerbau. Dari jumlah itu, sebanyak 3 ekor hewan terkena penyakit,” ungkapnya, Rabu (14/8).

Idul Adha 1440 H, 1.094 Hewan Dikurban, 3 Diantaranya Terkena Penyakit - Kabar Harian Bima

Ia menjelaskan, ada 2 tahap pemeriksaan hewan kurban yakni pemeriksaan antemortem atau pemeriksaan sebelum pemotongan dan pemeriksaan postmortem atau pemeriksaan sesudah pemotongan.

“Pemeriksaan antemortem seperti pemeriksaan pada hewan yang dijual di pinggir jalan atau di pasar sebelum pemotongan. Sementara pemeriksaan usai pemotongan (Postmortem) yakni di tempat yang disediakan seperti RPH, ” jelasnya.

Melalui kedua tahap pemeriksaan itu, barulah hewan kurban tersebut layak disembelih dan dikonsumsi. Pemeriksaan tersebut memberi jaminan keamanan kepada masyarakat Kota Bima bahwa daging kurban memenuhi syarat Aman, Sehat, Utuh dan Halal.

Sementara itu, Dari hasil pemeriksaan terdapat 3 hewan kurban yang terkena penyakit cacing hati, 2 di antaranya adalah kerbau dan 1 ekor kambing. Itu diketahui saat pemeriksaan di RPH dan Kelurahan Paruga.

“Setelah kita temukan penyakit cacing hati, maka organ bagian dalamnya tidak dikonsumsi dan langsung dimusnahkan. Sementara daging lain tetap dikonsumsi dengan catatan dimasak dengan sempurna di atas suhu 100 derajat celcius,” ujar wanita yang bergelar dokter hewan ini.

Ia mengimbau semoga di tahun yang akan datang masyarakat lebih proaktif dengan melaporkan terlebih dahulu kepada dinas terkait, bahwa ada hewan yang hendak dikurbankan. Ini demi menjaga keamanan dan kesehatan bersama.

“Yang lebih kita waspadai adalah penyakit antraks atau menular, tiba-tiba hewan mati mendadak atau keluar darah di telinga,” tukasnya.

*Kahaba-07