Kabar Bima

Program Kotaku, Rontu dan Lelamase Mulai Ajukan Pencairan Tahap Kedua

204
×

Program Kotaku, Rontu dan Lelamase Mulai Ajukan Pencairan Tahap Kedua

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Tahun ini 6 kelurahan di Kota Bima mendapat kucuran anggaran Program Kotaku. Saat ini pun pekerjaan infrastruktur untuk mengurangi kekumuhan lingkungan sedang berjalan.

Program Kotaku, Rontu dan Lelamase Mulai Ajukan Pencairan Tahap Kedua - Kabar Harian Bima
Pekerjaan jalan beton di Kelurahan Lelamase. Foto: Ist

Dari kelurahan penerima manfaat, tercatat baru 2 kelurahan yakni Kelurahan Rontu dan Kelurahan Lelamase yang sudah menyelesaikan pekerjaan tahap pertama. Saat ini pun, 2 kelurahan dimaksud sudah mengajukan pencairan dana pekerjaan tahap kedua.

Program Kotaku, Rontu dan Lelamase Mulai Ajukan Pencairan Tahap Kedua - Kabar Harian Bima

Askot Infrastruktur Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Wahidin menjelaskan, hingga Agustus ini secara umum progres pekerjaan di 6 kelurahan sangat baik dan semuanya berjalan lancar. Kendati pada masing – masing kelurahan ritmenya berbeda.

“Tapi yang paling bagus itu ada di 2 kelurahan, Rontu dan Lelamase. 2 kelurahan ini sudah berproses untuk pengusulan pencairan tahap kedua. Sisanya 4 kelurahan masih menyelesaikan pekerjaan tahap pertama,” ungkapnya, Jumat (6/9).

Menurut dia, syarat minimal untuk bisa mengajukan pencairan tahap pertama sebanyak 55,5 persen pekerjaan selesi. Sementara Kelurahan Rontu dan Lelamase, fisik pekerjaan tahap pertama sudah 60 persen lebih.

Kemudian 4 kelurahan masing  – masing Kelurahan Nungga, Panggi, Oi Fo’o dan Nitu, progres pekerjaan tahap pertama belum mencapai untuk syarat pencairan tahap kedua atau masih di bawah 50 persen.

“Kendati demikian, kita lihat di 4 kelurahan itu sejalan juga dengan pemanfaatan anggarannya,” tutur Wahidin.

Program Kotaku, Rontu dan Lelamase Mulai Ajukan Pencairan Tahap Kedua - Kabar Harian Bima
Askot Infrastruktur Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Wahidin. Foto: Bin

Pada 6 kelurahan  itu, adapun infrastruktur yang dibangun seperti jalan beton yang dibagi 2 yakni jalan buka baru dan perbaikan yang sudah ada. Kemudian drainase perbaikan atau rehab dan bikin baru. Lalu pekerjaan sanitasi, perpipaan, jamban dan septitank komunal dan sejumlah pekerjaan yang berkaitan dengan penanganan lingkungan kumuh.

Ditanya partisipasi masyarakat? Wahidin menjawab, dinamika di tengah – tengah masyarakat tetap ada, meski hanya riak-riak kecil. Tapi oleh KSM, bisa menyelesaikannya dengan baik.

“Hanya miskomukasi saja,” terangnya.

Ia mengutarakan, jika bicara target, mestinya pada bulan September sudah tuntas pekerjaan tahap pertama. Tapi jika dilihat dari pekerjaannya saat ini, 4 kelurahan itu rata – rata sudah hampir merampungkan pada pekan kedua bulan Agustus.

“Biasanya ada evaluasi dan pinalti terhadap keterlambatan pekerjaan, tapi sejauh ini belum ada yang dapat pinalti pengembalian anggaran. Kalaupun ada keterlambatan, masih dalam waktu yang wajar dan bisa ditolerir,” ujarnya.

Wahidin menambahkan, terhadap pekerjaan tahap pertama, sudah dimonitoring dan dievaluasi oleh tim satker dan TP4D, hasilnya memang tidak ada yang mengecewakan.

*Kahaba-01