Kabar Bima

Cuaca Panas, Kendala Utama Proses Syuting Film La One Cinta Untuk Ina

515
×

Cuaca Panas, Kendala Utama Proses Syuting Film La One Cinta Untuk Ina

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Inspirasi Sinema terus menyelesaikan project film La One Cinta untuk Ina. Hari ini, Senin (9/9) menjadi hari ke-12 para kru berjibaku dengan peralatan syuting, para aktor dan aktris yang terus menyelesaikan peran. (Baca. Film La One Cinta Untuk Ina, Pertarungan Intrik, Propaganda dan Kejujuran)

Cuaca Panas, Kendala Utama Proses Syuting Film La One Cinta Untuk Ina - Kabar Harian Bima
Proses syuting Film La One Cinta untuk Ina di arena pacuan kuda. Foto: Facebook La One

Sejumlah lokasi syuting pun dipilih untuk digarap penyelesaian film layar lebar perdana di Bima tersebut. Berpeluh dengan sengatan terik matahari, belum lagi ditambah deru dan debu di arena pacuan kuda.

Cuaca Panas, Kendala Utama Proses Syuting Film La One Cinta Untuk Ina - Kabar Harian Bima

Sutradara Film La One Cinta untuk Ina Awaluddin Tahir mengakui jika cuaca panas menjadi kendala utama proses syuting. Tapi kondisi itu tak membuat semua kru patah arang, hingga hari ini semua masih semangat untuk menyelesaikannya.

Secara keseluruhan diakuinya, proses sudah mencapai 20 persen. Sementara proses syuting sendiri sudah 40 persen. Jika saja kondisi tidak sepanas ini, maka hitungan normal dalam sehari bisa dibikin  7-10 scene sehari. Namun karena kendala cuaca yang begitu panas, sehari hanya bisa diselesaikan sebanyak 3 scene.

“Cuaca panas jadi kendala utama, apalagi lokasi yang dipilih kebanyakan outdoor, jadi tidak banyak ditemukan tempat berteduh,” ungkap Awaluddin.

Kendala kedua, jika ada talent yang punya jadwal lain yang tidak bisa disesuaikan, kemudian harus disesuaikan. Kendati demikian, prosesnya dalam sehari harus terus berjalan.

Cuaca Panas, Kendala Utama Proses Syuting Film La One Cinta Untuk Ina - Kabar Harian Bima
Proses syuting Film La One Cinta Untuk Ina. Foto: Facebook La One

Selama syuting juga kata dia, lebih banyak memasukan bahasa Bima. Apalagi untuk film yang berlatar belakang budaya daerah, menggunakan bahasa asli daerah seolah menjadi kewajiban. Malah itu lebih bagus, kemudian nanti akan diterjemahkan.

Untuk pemeran La One sendiri diakui Awaluddin sebagai anak yang luar biasa. Dari lingkungan joki yang tahu sendiri pendidikan, lingkungan dan interaksi sosialnya, namun One bisa cepat membaur dengan kru dan masih riang gembira menjalani proses syuting.

“Bahkan La One tidak mau pulang, seharian ingin bersama,” katanya.

Berada di lokasi syuting, tentu saja menjadi lingkungan baru untuk La One. Meski pada awal – awalnya butuh penyesuaian diri, yang lebih utama dari orang tua La One. Sebab, anak itu penghasilannya joki, kemudian di bawa ke dunia entertain, tentu saja ada penolakan – penolakan dari orang tuanya. Tapi setelah diberi penjelasan dan memahami ada jaminan untuk orang tua dan untuk la One, dan akhirnya bisa berjalan dengan baik.

“Untuk pendidikan La One selama syuting, gurunya yang sudah menjadwalkan untuk datang mengajar La One,” terangnya.

Dari jadwal yang dibuat tambah Awaluddin, jika dihitung normal maka masih ada 10 hari untuk menyelesaikan film ini. Tapi jika ada banyak kendala, juga waktunya bisa bertambah.

“Ya kita berharap semoga tidak ada kendala, biar segera rampung,” harapnya.

*Kahaba-10