Kabar Bima

Lokakarya Program Kota Tanpa Kumuh Dihelat

245
×

Lokakarya Program Kota Tanpa Kumuh Dihelat

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Lokakarya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dilaksanakan di Tambora Homestay, Senin (7/10). Kegiatan tersebut dihadiri Walikota Bima, Kepala Dinas Perkim, Kepala Bappeda, Kepala Dinas PU, jajaran pelaksana program Kotaku, sejumlah camat dan lurah, BKM perwakilan perguruan tinggi, LSM pegiat pembangunan dan perwakilan media massa.

Lokakarya Program Kota Tanpa Kumuh Dihelat - Kabar Harian Bima
Suasana Lokakarya Program Kota Tanpa Kumuh. Foto: Ist

Ketua panitia kegiatna Hanang Curniawan menjelaskan, Kotaku merupakan salah satu upaya untuk mencapai target RPJMN 2015-2019, dan dirancang untuk mempertahankan prinsip-prinsip memperkuat peran pemerintah daerah dan memberdayakan masyarakat sebagai bagian gerakan ‘100-0-100’, terutama untuk pengurangan kawasan kumuh di daerah perkotaan dalam kurun waktu 2016-2020.

Lokakarya Program Kota Tanpa Kumuh Dihelat - Kabar Harian Bima

“Ruang lingkup Kotaku terdiri dari kegiatan pengurangan kawasan kumuh dan pencegahan kawasan kumuh yang didukung oleh kegiatan berkelanjutan di kedua bidang tersebut,” jelasnya saat memberikan laporan.

Kata dia, program Kotaku adalah program yang dilaksanakan secara nasional yang menjadi platform atau basis penanganan kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya, dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, kabupaten dan kota, pihak donor, swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

Program tersebut bermaksud untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan partisipasi masyarakat.

“Dalam program Kotaku, diterapkan prinsip partisipasi dan kolaborasi. Prinsip partisipasi harus dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi program. Partisipasi yang ada di dalam program ini juga merupakan partisipasi yang berwujud, yaitu melalui swadaya dan partisipasi pemikiran yang tidak berwujud,” jelasnya.

Menurut Hanang, dengan dilaksanakannya Lokakarya Program Kotaku, diharapkan dapat menghasilkan kesamaan pemahaman stakeholder mengenai konsep, substansi dan teknis pelaksanaan, yang pada gilirannya muncul dukungan stakeholder di daerah, sehingga dapat menjadi input dalam proses pengambilan keputusan dalam melembagakan program penanggulangan kumuh dan kemiskinan di daerah, khususnya yang berkaitan dengan upaya penangananan kawasan permukiman kumuh.

“Kegiatan Lokakarya Kotaku tingkat kota ini memberikan ruang belajar bersama, guna memicu terjadinya perubahan pola pikir dalam penanggulangan kawasan kumuh dengan semangat saling berdiskusi dan berbagi solusi,” paparnya.

Melalui Lokakarya Kotaku ini juga tambahnya, para peserta tentu memiliki pengalaman, kapasitas dan komitmen yang dapat memberi masukan dan merumuskan strategi pelaksanaan program Kotaku. Dengan demikian permasalahan kekumuhan, kemiskinan dan pemukiman padat, bisa diselesaikan.

“Pada akhirnya bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas permukiman secara komprehensif dan dapat menjadi gerakan di masyarakat dengan sumberdaya yang dimilikinya,” tambahnya.

*Kahaba-01