Kabar Bima

Dugaan Malpraktek, Barang Bukti Baru Ungkap Kebohongan RSUD Bima

251
×

Dugaan Malpraktek, Barang Bukti Baru Ungkap Kebohongan RSUD Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Keluarga Almarhumah Hj Siti Halimah yang meninggal dunia akibat dugaan malpraktek di RSUD Bima, menemukan barang bukti baru dan meminta pihak rumah sakit tidak membungkus kebohongan yang terjadi. (Baca. Diduga Malpraktek, Pasien di RSUD Bima Meninggal Dunia)

Dugaan Malpraktek, Barang Bukti Baru Ungkap Kebohongan RSUD Bima - Kabar Harian Bima
Benyamin, keluarga korban dugaan malpraktek di RSUD Bima. Foto: Deno

Keluarga korban Benyamin  menyampaikan, barang bukti baru itu berupa resume asli obat-obatan yang diberikan kepada pasien selama menjalani perawatan di RSUD Bima. Resume itu diberikan oleh pihak administrasi rumah sakit setempat, saat dirinya mengurus administrasi. (Baca. Dewan Akan Panggil Pihak RSUD Bima, Dugaan Malpraktek itu Memalukan)

Dugaan Malpraktek, Barang Bukti Baru Ungkap Kebohongan RSUD Bima - Kabar Harian Bima

Saat itu pihak rumah sakit tidak sengaja memberikan resume obat itu kepadanya, sehingga resume itu dibawa pulang ke rumah. Saat dirinya sampai di rumah, pihak rumah sakit menelpon untuk meminta agar resume itu dibawa kembali ke RSUD Bima, karena dijadikan arsip. (Baca. Rabu Pekan Ini, Dugaan Malpraktek di RSUD Bima Akan Dilapor Polisi)

“Saya langsung foto kopi resume itu untuk dijadikan alat bukti, harusnya resume itu menjadi rahasia mereka. Tapi Allah SWT menunjukkan jalan pada kami dan mengungkap kebohongan ini,” ungkapnya, saat berada di RSUD Bima, Rabu (23/10).

Kata Ben – sapaan pria tersebut – dalam resume yang diberikan oleh pihak rumah sakit, tertera bahwa obat injeksi yang diberikan hanya ada dua. Sedangkan di hari naas terjadi, almarhumah justru mendapatkan tiga suntikan, dan itu disaksikan oleh 3 orang keluarga di ruangan perawatan.

“Dalam resume itu ada penambahan item yang sengaja dibuat oleh pihak rumah sakit untuk membungkus kebohongan mereka,” tudingnya.

Ben juga menambahkan, jalan perdamaian bisa dilakukan jika RSUD Bima mengakui bahwa ada kelalaian yang dilakukan pihak rumah sakit kepada pasien, sehingga pasien meninggal mendadak.

“Tugas RSUD itu melayani, rumah sakit itu milik masyarakat. Lalu kenapa harus menutupi kesalahan. Jika ada kesalahan, maka akui dan benahi. Jangan membuat situasi bahwa pasien atau keluarga pasien yang salah,” sorotnya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada satu pun pihak RSUD yang bisa dikonfirmasi. Direkrut RSUD yang hendak ditemui di ruangannya, tidak ada. Saat meminta bantuan security untuk ditemukan dengan humas RSUD, mereka tidak bisa arahkan dan tidak menjawab apa-apa.

“Pak direktur tidak ada di kantor, dia sudah pulang,” kata securty itu sembari meninggalkan awak media

*Kahaba-05