Kabar Bima

Komoditi Diangkut di Kapal Penumpang, Pelni Diminta Bersikap Tegas

309
×

Komoditi Diangkut di Kapal Penumpang, Pelni Diminta Bersikap Tegas

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pengangkutan sejumlah komiditi seperti bawang merah, jagung dan kedelai pada kapal penumpang di area Pelabuhan Bima dikeluhkan. Letak penyimpanan hingga ke dek para penumpang tentu saja menganggu kenyamanan.

Komoditi Diangkut di Kapal Penumpang, Pelni Diminta Bersikap Tegas - Kabar Harian Bima
Kepala Pelni Cabang Bima Putra Kencana. Foto: Bin

Informasi yang diperoleh media ini, potret yang menganggu kenyamanan penumpang itu sudah seringkali terjadi. Padahal, komoditi tersebut harusnya dimuat pada kapal barang, bukan justru diangkut bersama penumpang.

Komoditi Diangkut di Kapal Penumpang, Pelni Diminta Bersikap Tegas - Kabar Harian Bima

Mirisnya lagi, praktek nyambinya kapal penumpang tersebut sangat menggangu penghasilan daya muat kapal barang. Praktis, dampaknya muncul persaingan tidak sehat bagi para pebisnis komoditi.

Cara Pelni dan pihak kapal menerapkan kebijakan ini pun dinilai merugikan sejumlah pihak. Tidak saja kenyamanan para penumpang, tetapi juga para pebisnis komoditi. Karena hanya orang tertetnu saja yang diizinkan agar komiditinya bisa diangkut menggunakan kapal penumpang, yang biayanya relatif lebih murah dari kapal barang.

Untuk itu, diminta kepada Pelni dan pihak pelabuhan untuk bertindak tegas terhadap pengangkutan komiditi di kapal penumpang tersebut. Agar tidak ada pihak – pihak yang merasa dirugikan.

Kepala Pelni Cabang Bima Putra Kencana yang dimintai tanggapan soal keluhan itu menjelaskan, kapal penumpang juga memuat barang. Hanya saja, jumlahnya ditentukan ssuai aturan.

“Ketentuan muat hanya 10 truk. Tidak hanya untuk para pelaku bisnis tertentu, semuanya diberlakukan,” tepisnya, Senin (4/11).

Demikian juga untuk para penumpang. Tidak diperbolehkan memuat lebih dari daya muat yang ditentukan. Barang milik penumpang hanya maksimal 40 kilogram.

“Bukan itu saja, waktu muat dan antrean komoditi juga tidak boleh lebih dari dua jam,” ungkapnya.

Untuk komoditi yang ada di dek penumpang jelasnya, itu bukan dibawa oleh penumpang. Tapi dibeli oleh penumpang di atas kapal. Sebagai oleh – oleh yang akan dibawa ke daerah tujuan.

“Bukan dibawa oleh penumpang, tapi dibeli di atas kapal kemudian disimpan di dek penumpang,” jelasnya.

Putra pun bisa memahami adanya keluhan tersebut. Meski demikian, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan pengawasan yang lebih baik.

*Kahaba-01