Kabar Bima

Warga Melayu: Walikota, Sekda dan Dewan Orang Melayu, Kenapa Kami Tidak Diurus 

446
×

Warga Melayu: Walikota, Sekda dan Dewan Orang Melayu, Kenapa Kami Tidak Diurus 

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Momen reses Anggota DPRD Kota Bima di Kelurahan Melayu, Kamis (20/2) benar-benar dimanfaatkan warga setempat untuk menyampaikan uneg-unegnya selama ini. Sebab, menurut mereka, kendati Walikota Bima, Sekda Kota Bima orang Melayu dan bahkan 3 orang anggota DPRD Kota Bima dari Kelurahan Melayu, warga selalu luput dari perhatian.

Warga Melayu: Walikota, Sekda dan Dewan Orang Melayu, Kenapa Kami Tidak Diurus  - Kabar Harian Bima
Warga Melayu Dahlia saat menyampaikan aspirasi di reses dewan. Foto: Bin

Tokoh pemuda Kelurahan Melayu Bambang saat menyampaikan aspirasi terlihat tidak bisa menahan emosinya. Ia terus mengeritik pemerintah karena tidak pernah memberikan perhatian untuk lingkungannya

Warga Melayu: Walikota, Sekda dan Dewan Orang Melayu, Kenapa Kami Tidak Diurus  - Kabar Harian Bima

“Saya warga RT 01, kenapa kami ini selalu luput dari perhatian. Tak satupun bantuan hadir untuk kami,” kesalnya.

Bambang bahkan mempersoalkan keberadaan para pejabat di Kota Bima yang duduk sebagai orang penting di pemerintahan. Namun keberadaan mereka tidak memberi perhatian sama sekali.

“Walikota Bima itu orang Melayu, karena pernah tinggal di Melayu, Sekda Kota Bima juga orang Melayu, 3 orang anggota dewan juga saat ini dari Melayu. Kenapa kami ini tidak diperhatikan,” sesalnya.

Padahal tambah dia, kondisi lingkungannya perlu diperhatikan. Keberadaan orang-orang hebat tersebut mestinya bukan hal yang sulit dilakukan untuk mengurus lingkungan tersebut.

Aspirasi bernada kritik juga disampaikan oleh Dahlia, ibu- ibu kelurahan setempat. Ia mempersoalkan kenapa pemerintah hanya membangun taman-taman di wilayah lain, sementara di Kecamatan Asakota luput dari perhatian.

Padahal jika taman di bangun di wilayah Asakota, maka pemerintah bisa menyediakan wadah peningkatan ekonomi masyarakat. Pengangguran anak muda berkurang, ibu-ibu bisa berjualan di wilayah taman.

Selain itu, ia juga menantang anggota dewan untuk turun di Kelurahan Melayu. Bagaimana dari sisi kuliner begitu banyak digeluti ibu-ibu di kelurahan tersebut, hanya saja masih minim perhatian dari pemerintah. Demikian juga wilayah pesisir Melayu yang penuh dengan ikan-ikannya. Perlu ada perhatian pemerintah untuk memberikan pelatihan tentang pengolahan ikan tersebut.

“Maka dari pertemuan ini, besar harapan kami agar para dewan bisa memperhatikan dan mewujudkannya,” katanya.

Menjawab beragam aspirasi tersebut, Anggota DPRD Kota Bima Syamsuddin mengapresiasi dinamika reses di Kelurahan Melayu. Ia bersyukur ada warga yang berani mengoreksi keberadaan mereka di lembaga dewan.

“Koreksi ini menjadi cermin bagi kami, kami bangga bisa datang reses di Melayu,” ucapnya.

Menjawab soal aspirasi yang disampaikan Bambang dan Dahlia, ini akan disampaikan ke Pemerintah Eksekutif. Sebagai wakil rakyat yang juga putra Melayu, pihaknya akan tetap memperjuangkan. Hanya saja, tidak bisa diwujudkan semua.

“Ada skala prioritas, tapi tetap akan kita upayakan,” tegasnya.

Khalid menambahkan, pihaknya meminta waktu untuk para dewan bekerja. Aspirasi tersebut akan diperjuangkan. Dewan juga akan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah kelurahan dan OPD terkait.

“Beri kesempatan dan waktu kami, kami tetap akan memperjuangkan aspirasi ini,” tambahnya.

*Kahaba-01