Kabar Bima

Pria Tunanetra ‘Semprot’ Lutfi – Feri, Janji Insentif Guru Ngaji itu Mana?

349
×

Pria Tunanetra ‘Semprot’ Lutfi – Feri, Janji Insentif Guru Ngaji itu Mana?

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Ustadz Rifaid, pria tunanetra yang berprofesi sebagai guru ngaji di Kelurahan Kolo terlihat penuh semangat menyampaikan aspirasi saat reses Anggota DPRD Kota Bima Dapil Kecamatan Asakota, Jumat sore (21/2). (Baca. Harga Ikan Anjlok, Warga Kolo Minta Pemerintah Hadirkan Mesin Pendingin Ikan)

Pria Tunanetra ‘Semprot’ Lutfi – Feri, Janji Insentif Guru Ngaji itu Mana? - Kabar Harian Bima
Ustadz Rifaid, Guru Ngaji di Kelurahan Kolo saat menyampaikan aspirasi pada reses anggota DPRD Kota Bima. Foto: Bin

Di hadapan 5 orang wakil rakyat yang sedang menjalankan tugas daerah, Rifaid memang mendapat giliran terakhir, mengungkapkan uneg-unegnya. Mengawali aspirasinya, ia memulai dengan mengeritik dinamika reses yang hanya membahas kebutuhan infrastruktur. Sementara dari sektor agama, tak pernah dibahas.

Pria Tunanetra ‘Semprot’ Lutfi – Feri, Janji Insentif Guru Ngaji itu Mana? - Kabar Harian Bima

“Yang saya dengar dari tadi hanya soal infrastruktur saja. Tak satupun dari masyarakat dan dewan membicarakan soal agama, padahal ini penting, untuk akhirat,” cibirnya.

Sebagai guru ngaji di kelurahan tersebut, pria yang begitu lincah berbahasa Indonesia itu menagih janji Walikota dan Wakil Walikota Bima Lutfi – Feri yang ingin memberikan insentif Rp 50 ribu sebulan. Tapi sejak menjadi kepala daerah, pihaknya tetap menerima insentif di bawah Rp 50 ribu.

“Kami guru ngaji di Kolo tidak pernah dapat Rp 50 ribu. Terus  janji itu mana,” tagihnya.

Ia juga mengeritik cara penyerahan insentif tersebut yang tidak tepat, karena diserahkan sekali dalam setahun. Mestinya, pola pemberian insentif itu di rubah sekali sebulan atau sekali dalam 3 bulan.

“Jujur, kami guru ngaji juga butuh insentif itu untuk cukupi kebutuhan hidup sehari – hari. Jadi jangan diserahkan sekali tahun,” keluhnya.

Rifaid pun menagih janji Lutfi – Feri soal peningkatan insentif guru ngaji tersebut. Karena komitmen yang sudah disampaikan tersebut harus direalisasikan. Apalagi sekarang sudah menjadi pemimpin, maka harus direaliasikan.

“Jangan hanya pintar mengumbar janji, tapi tidak ada bukti. Janji insentif guru ngaji itu mana,” ucapnya kemudian melantunkan sejumlah ayat – ayat suci Al Quran tentang seorang pemimpin amanah.

Selain menyorot soal insentif guru ngaji, pria tersebut mempersoalkan tidak ada perhatian serius pemerintah terhadap menjamurnya rentenir yang dibungkus dalam Koperasi. Menurut dia, para rentenir itu harus disinggkirkan, karena itu dosa.

“Di Kolo ini ramai sekali koperasi keliling yang keluar masuk. Keberadaan mereka telah menginjak-injak harga diri warga Kolo. Sementara di sisi lain, tidak ada perhatian dari pemerintah untuk menghentikan praktek riba tersebut,” tegasnya.

Menjawab aspirasi Rifaid, anggota DPRD Kota Bima Hj Gina Anggriani hanya memberi penjelasan singkat. Soal insentif guru ngaji, dirinya mengaku sudah dialokasikan pada dana kelurahan.

Sementara mengenai koperasi, ia meminta dengan hormat kepada masyarakat untuk menghentikan ambil uang koperasi. Karena di dana kelurahan juga sudah dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat.

“Pada porsi pemberdayaan masyarakat ini, dana kelurahan bisa dipakai untuk membantu usaha ibu-ibu. Jadi tidak usah lagi ambil uang koperasi,” terangnya.

*Kahaba-01