Kabar Bima

Sunarti Klarifikasi Soal Pengadaan Banana Boat dan Kolam Renang di Lawata  

516
×

Sunarti Klarifikasi Soal Pengadaan Banana Boat dan Kolam Renang di Lawata  

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Mantan Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima Sunarti menyampaikan klarifikasi soal keterangan polisi waktu turun cek sejumlah fasilitas dan sarana di Pantai Lawata.  Menurut Sunarti, penting ia berikan klarifikasi, karena pembangunan fasilitas dan pengadaan sarana waktu itu saat dirinya memimpin dinas tersebut. (Baca. Diduga Bermasalah, Polisi Turun Cek Fasilitas di Pantai Lawata)

Sunarti Klarifikasi Soal Pengadaan Banana Boat dan Kolam Renang di Lawata   - Kabar Harian Bima
Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Bima Sunarti. Foto: Hardi

Soal pengadaan banana boat kata dia, hanya 1 unit, bukan 4 unit. Sementara mengenai salurah pembuangan kolam renang, jelas ada.

Sunarti Klarifikasi Soal Pengadaan Banana Boat dan Kolam Renang di Lawata   - Kabar Harian Bima

“1 saja banana boat itu. Lalu mengenai disebutkan tidak ada saluran pembuangan untuk kolam renang, pasti lah ada pembuangannya,” tegas Sunarti, kemarin. (Baca. Polisi Minta Dokumen Pembangunan Fasilitas Pantai Lawata, Dispar Akan Kooperatif)

Menurut dia, ia sangat tidak sepakat jika dibilang pembangunan kolam renang proyek gagal. Karena sebelum dibangun, telah melalui tahapan analisa dan kajian oleh tim Bappeda dan Dinas PUPR. (Baca. Dewan Dukung Polisi Usut Dugaan Masalah Pembangunan Fasilitas di Pantai Lawata)

Sunarti memaparkan, waktu itu tim mengatakan cukup air untuk kolam dengan sumber air di Kadole. Kemudian dalam perjalanannya, mesin pemompa air rusak. Akhirnya oleh Dinas PUPR membeli mesin baru dengan kapasitas besar.

“Tapi kendalanya listrik yang tidak tersedia, Kwh listriknya tidak mampu untuk mendorong mesin untuk suplai air. Jadi bukan masalah listriknya, tapi mesin yang berkapasitas besar,” terangnya.

Sekarang sambung Sunarti, Dinas PUPR ini sedang dalam tahap tambah daya listrik di Kadole. Agar mesin baru dengan Kwh besar tersebut bisa digunakan dan mengaliri air hingga ke Pantai Lawata dan Masjid Terapung.

Sementara untuk alternatif lain, sudah dicoba beberapa kali geolistrik di Pantai Lawata, namun tidak ada hasil. Kemudian dicari di wilayah PLUT sampai pada proses pemboran. Airnya besar, karena memakai bor kanada. Kemudian untuk mendapatkan air bersih dan bebas bakteri, pengeboran terus dilakukan, hanya saja terbentur adanya batu besar.

“Sekarang sedang diupayakan lagi titik yang lain di PLUT. Jadi intinya, kita ini tidak pernah diam dan selalu berupaya untuk mendapatkan air agar dialiri di kolam renang Pantai Lawata,” pungkas Sunarti.

*Kahaba-01