Kabar Bima

Refleksi HUT PPNI ke-46, Perawat di Bima Masih Banyak yang Belum Sejahtera

350
×

Refleksi HUT PPNI ke-46, Perawat di Bima Masih Banyak yang Belum Sejahtera

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Usia organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sudah mencapai 46 tahun. Selama itu, para perawat memberikan pengabdian dan dedikasi untuk bangsa dan tanah air, terutama pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Refleksi HUT PPNI ke-46, Perawat di Bima Masih Banyak yang Belum Sejahtera - Kabar Harian Bima
Ketua DPD PPNI Kabupaten Bima Fithri Kurniati. Foto: Yadien

Berbanding terbalik dengan pengabdian itu, masih banyak perawat di Kabupaten Bima yang belum mendapatkan kesejahteraan. Baik dari segi tunjangan maupun perlakuan.

Refleksi HUT PPNI ke-46, Perawat di Bima Masih Banyak yang Belum Sejahtera - Kabar Harian Bima

Ketua DPD PPNI Kabupaten Bima Fithri Kurniati mengatakan, sampai saat ini masih banyak perawat yang belum mendapatkan kesejahteraan. Itu disebabkan karena masih banyak perawat yang bekerja hanya sebagai tenaga sukarela.

“Jumlah mencapai 1.300 orang, baik yang sudah bekerja di fasilitas kesehatan maupun yang baru tamat,” ungkapnya saat acara perayaan HUT PPNI ke 46 di Paruga Na’e Bolo, Minggu (15/3).

Menurut dia, berkaitan dengan kesejahteraan perawat sebenarnya sudah ada perhatian dari pemerintah, meskipun masih kurang. Karena itu ia berharap ada insentif dari Pemerintah Daerah untuk perawat yang bekerja di puskesmas. Pasalnya, keberadaan perawat sukarela di puskemas bisa dibilang tulang punggung pemberian pelayanan kesehatan di puskesmas.

“Kami sedang upayakan itu dengan cara memperjuangkannya di Pemerintah Daerah melalui Dikes,” katanya.

Ia membeberkan, tahun 2019 pihaknya mengajukan 20 orang perawat untuk diangkat oleh pemerintah. 20 orang itu telah memenuhi standar syarat yang telah ditetapkan. Misalnya, profesionalitas kerja, dan lama waktu bekerja.

“Yang 20 orang itu minimal mereka sudah bekerja 8 tahun,” bebernya.

Namun, dari 20 orang itu hanya 5 orang yang diakomodir pemerintah. Karena itu pihaknya meminta kepada pemerintah agar pada tahun ini bisa mengangkat sisa yang 15 orang itu atau bahkan lebih.

Fithri menambahkan, di usia PPNI yang sudah 46 tahun ini, ada banyak pelecehan dan diskriminasi yang diterima oleh perawat di Kabupaten Bima. Masalah-masalah itu selalu ditangani PPNI dan jika berkaitan dengan profesi akan diadvokasi, namun jika tidak diserahkan ke instansi yang berwenang.

“Karena kami punya AD/ART, sehingga ada yang bisa kami advokasi dan ada yang tidak,” ungkapnya.

Pantauan langsung media ini, acara HUT ke 46 PPNI tersebut berjalan meriah. Diawali dengan jalan sehat lalu dilanjutkan dengan senam bersama hingga resepsi seremonial dan pemeriksaan kesehatan gratis dan pembagian donprize.

Puncak acara ditandai dengan pemotongan dan penyerahan tumpeng oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bima dan Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Bima yang mewakili Bupati Bima yang tidak berkesempatan hadir.

Tumpeng diserahkan kepada 5 orang perawat sebagai bentuk apresiasi PPNI terhadap kesetiaan dan pengabdian perawat tersebut karena telah sukarela mengabdi selama lebih dari 10 tahun.

Adapun 5 orang perawat yang dimaksud yaitu Muhamad Arif yang mengabdi di Pustu Campa, Miftahul Jannah yang mengabdi di Puskesmas Langgudu, Rosmiati, yang sebelum mengabdi di Puskesmas Bolo, dan sempat mengabdi di Donggo dan soromandi, Mimin yang mengabdi di Puskesmas Donggo, dan Fitrah Susanti yang mengabdi di Pustu Nggembe.

*Kahaba-10