Kabar BimaOpini

PERLAWANAN TERHADAP TIRANI (Kasus Skandal Bank Century)

235
×

PERLAWANAN TERHADAP TIRANI (Kasus Skandal Bank Century)

Sebarkan artikel ini

PERLAWANAN TERHADAP TIRANI
(Kasus Skandal Bank Century)

Oleh : Muhadi *

Opini, Kahaba.- 9 Desember 2012 kita memperingati hari anti korupsi sedunia. Salah satu skandal terbesar terjadi pada negeri ini adalah kasus bank century. Masalah century adalah masalah penegakan hukum, meskipun hasilnya jauh dari harapan masyarakat yang masih tumpul dan belum memberikan taring atas kekuasaan para elit negara, karena terindikasi masing-masing memberikan proteksi atas bentuk ketidakjujuran para pemimpin negara kita. Kedua, masalah ini adalah salah satu sejarah korupsi terbesar dalam kepemimpinan SBY.

PERLAWANAN TERHADAP TIRANI (Kasus Skandal Bank Century) - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Asset recovery  atau uang Negara yang hilang yang seharusnya dilaporkan dan kembali ke kas negara. Betapa banyak uang negara yang berada di tangan para elit negara kita, kemudian menjadi kekayaan pribadi yang menumpuk. Aspek lain yang belum tuntas dan berbelit-belit adalah tidak selesai karena penyelesainnya di DPR, terkait paket UU keuangan dan militansi para wakil rakyat.

PERLAWANAN TERHADAP TIRANI (Kasus Skandal Bank Century) - Kabar Harian Bima

Mindset yang terbentuk secara abstrak menjadi semua masalah di eksekutif seakan-akan tidak ada masalah yang dieksekusi secara benar dan tuntas. Definisi dalam penyelesaian hukum menjadi ragam dan sebatas teori belaka.  kita punya kekeliruan yg massif tentang penyelesaian masalah, bahkan dikhawatirkan memang tidak mau selesai dengan segera.  Mahasiswa selalu didorong untuk mengawal kasus ini dengan tidak bertepuk tangan dan hanya mampu mendengar berita di televisi tanpa ada tuntutan dan langkah yang nyata.

Katakan saja aksi mahasiswa menuntut agar pemerintah tidak menaikkan harga BBM sudah tergolong sukses secara massif, tapi pada moment hari anti korupsi besok tidak membuat mental kita menjadi kurus kerempeng. Setidaknya sejarah kasus korupsi bank century memiliki sejarah baru dalam tinta perjuangan anak bangsa. ‘’Negara dan kita sibuk berkampanye bahwa korupsi merajalela dari pada mengumumkan bahwa korupsi telah dapat diselesaikan.  Jadi buat kita, rupanya sibuk tanpa menyelesaikan masalah lebih penting dari pada masalah selesai’’ (celotan bang fahri). 

 Citra dan gaung akan pemberantasan korupsi sangat rajin bagaikan anak sekolah datang sebelum bel masuk dari pada penyelesainnya. Jargon lama ternyata masih tetap terpakai yaitu penanganan kasus korupsi masih tebang pilih. Sampai sekarang Nampak dan sangat terlihat Nampak oleh pikiran kita.  Sampai2 sebagian media dan publik tertipu dengan pemberitaan2 dan progresifitas para pejabat kita,

Presiden pada masalah ini punya kekuatan yang menakutkan ketika betul-betul terpakai, namum kekuatan dan otoritas itu masih tersimpan baik di laci istana negara. apakah kasus akan diselesaikan atau tidak? Ini menjadi pilihan! Ya begitulah jika hal ini menjadi pilihan. Sampai detik perkembangan mulai tertiup ombak. Kita selalu mengalami yang namanya kerugian negara yang terus menerus.

Skandal Century ini tidak boleh didiamkan dan berhenti begitu saja tanpa penyelesaian. Mahasiswa harus segera turun ke jalan dan sadar akan perjuangan ini. Kasus ini tak boleh disimpan di bawah topi kebangsaan kita, sebagai kotoran dan kebusukan. Tidak boleh lagi.  Langkah konkret untuk segera menggoyangkan kursi monarki kekuasaan yang dibentengi dengan benteng kemunafikan. Tidak akan lupa pada ingatan kuat kita semua atas penyelewengan uang negara, angka 6,7 Triliun bukan angka yang sedikit, di belakangnya ada 12 digit angka 0. Suatu nilai yang begitu besar apabila digunakan untuk pemberdayaan rakyat kecil.

Uang tersebut di gunakan untuk kepentingan segelintir dan sebesar atom dari penduduk Indonesia. Kerugian negara akan menjadi tradisi oleh ulah tangan-tangan jahil. Masalah ini juga sampai menyeret petinggi-petinggi kita katakan saja, seperti Susno Duadji, pak Jusuf Kalla, wakil presiden kita sekarang pak Boediono, mantan menteri keuangan kita yang super jenius yaitu Ibu Sri Mulyani. Dari berbagai audit dan pernyataan beliau memang diakuinya sebagai suatu tindak penyelewengan terhadap kekuasaan. Yang pada akhirnya beliau di depak dan diselamatkan oleh world bank memberikan salah satu posisi terpenting yaitu seorang direktur.

Satu hal yang harus segera di lakukan penangan serius sejak tuntutan peringatan hari anti korupsi tahun-tahun sebelumnya oleh gerakan mahasiswa yaitu tindak lanjut peran pak Boediono yang pada waktu itu sebagai Gubernur BI. Kasus Bank Century sudah ada sejak lama, tetapi kenapa Boediono tetap “ngotot” membuat kebijakan untuk bailout dan melakukan bailout dengan cara-cara yang tidak lazim. Antara lain mengubah peraturan tentang ketentuan besarnya CAR,dll. Sehingga pak Boediono pasti tahu kemana arah-arah dana tersebut disalurkan dan seberapa besar distribusinya. Boediono harus segera di ‘’Ospek’’ sendiri oleh mahasiswa.

Terjadi skenario yang sangat picik yaitu terlewati begitu saja mulai dari menghilangnya dokument penting, tidak terlaporkan ke KPK dll.  Yang penting kasus Bank Century harus segera diselesaikan, baik secara hukum maupun secara politik. Perjuangan akan selesai ketika geriliawan gerakan mahasiswa menyatu dengan elemen masyarakat.

Gerilyawan Perang Dan Para Perindu Keadilan

Kami dan anda merindukan pasukan gerilyawan yang mampu bertahan pada titik puncak terakhir pertempuran, dengan visi bersama, optimisme dan kebulatan tekad akan terus digulirkan sepanjang kita sadar akan gerak perjuangan kita bersama.  Sejarah panjang gerakan mahasiswa dengan masyarakat selalu menjadi suatu manuver terbesar dalam kehidupan bernegara. Kebatilan adalah musuh abadi kita semua.  Hegemoni ruh kekuatan mahasiswa dan masyarakat harus direbut kembali.

*Penulis adalah keluarga KAMMI Komisariat Kota Bima.
Mengenal Penyebab Kebakaran dan Penanganan Dini - Kabar Harian Bima
Opini

Oleh: Didi Fahdiansyah, ST, MT* Terdapat Peribahasa “Kecil Api Menjadi Kawan, Besar Ia Menjadi Lawan” adapun artinya kejahatan yang kecil sebaiknya jangan dibiarkan menjadi besar. Begitupun…