Kabar Bima

Penjual Takjil Ramai, Protokol Pencegahan Covid-19 Masih Diabaikan Warga

301
×

Penjual Takjil Ramai, Protokol Pencegahan Covid-19 Masih Diabaikan Warga

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Imbauan pemerintah agar warga bisa bertahan berada di rumah di tengah pandemi Covid-19, nampaknya belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Sebab, di awal Ramadan 1441 H, warga masih berkerumun dan tidak menjaga jarak.

Penjual Takjil Ramai, Protokol Pencegahan Covid-19 Masih Diabaikan Warga - Kabar Harian Bima
Suasana keramaian di lokasi penjualan takjil di Pasar Serasuba. Foto: Bin

Terpantau sejak hari pertama Ramadan di Kota Bima, beberapa ruas jalan di Kota Bima dipenuhi penjual menu berbuka dan takjil. Warga pun terlihat mampir, berkerumun dan memilih menu.

Penjual Takjil Ramai, Protokol Pencegahan Covid-19 Masih Diabaikan Warga - Kabar Harian Bima

Seperti di depan Paruga Nae Convention Hall dan Lapangan Serasuba, berderet para penjual dan pembeli di sore hari menunggu waktu berbuka puasa. Padahal suasana berkumpul di tempat ramai juga berpotensi penyebaran virus berbahaya tersebut.

Protokol pencegahan Covid-19 yang mestinya bisa dipatuhi bersama masih belum berjalan maksimal di Kota Bima. Di tempat penjualan menu berbuka, masih terlihat yang tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kota Bima H A Malik yang dimintai komentar soal itu menjawab, pemerintah sedari awal sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat untuk tidak keluar rumah jika tidak ada hal penting. Kemudian menjaga jarak jika keluar rumah dan selalu menggunakan masker.

Mengenai aktivitas warga yang menjual takjil dan berkerumun di sore hari, akan segera dibahas oleh pemerintah. Agar dicarikan formula supaya tidak ramai dan berkumpul seperti itu.

“Senin besok memang akan dibahas, langkah yang harus dilakukan untuk itu,” katanya, Minggu (26/4).

Diakui Malik, fenomena yang terjadi di awal Ramadan hingga hari ketiga ini, pergerakan orang yang menjual takjil signifikan muncul. Keramaian pun begitu sulit dihindari.

“Untuk itu akan dibahas besok. Karena berkerumun seperti itu juga berpotensi menyebarnya wabah Covid-19,” pungkas Malik.

*Kahaba-01