Kabar Bima

Kecam Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Anak, Akademisi Minta Aparat Hukum Pelaku Seberat-Beratnya

324
×

Kecam Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Anak, Akademisi Minta Aparat Hukum Pelaku Seberat-Beratnya

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Menanggapi maraknya kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini, termasuk dugaan pembunuhan dan pemerkosaan di Kelurahan Tanjung, dan dugaan pencabulan anak yang terjadi di Desa Rompo. Akademisi STIH Muhammadiyah Bima Syamsuddin mengutuk tindakan keji dan biadab tersebut, apalagi dilakukan di bulan suci Ramadan.

Kecam Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Anak, Akademisi Minta Aparat Hukum Pelaku Seberat-Beratnya - Kabar Harian Bima
Akademisi STIH Muhammadiyah Bima Syamsuddin. Foto: Istsu

Menurut Syamsuddin, kejadian tersebut sangat mengusik kenyamanan serta melukai perasaan orang tua dan masyarakat. Dirinya meminta Kepolisian Resort Bima Kota untuk secepatnya mengungkap pelaku dan menghukum seberat-beratnya.

Kecam Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Anak, Akademisi Minta Aparat Hukum Pelaku Seberat-Beratnya - Kabar Harian Bima

“Kepolisian segera ungkap pelakunya. Jaksa juga menuntut dengan seberat-beratnya, sehingga hakim dapat menjatuhkan hukuman maksimal terhadap pelaku,” inginnya, Minggu (17/5).

Menurut pria yang juga Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bima itu, anak-anak merupakan kelompok yang rentan menjadi sasaran berbagai ragam patologi sosial. Permasalahan pokok menurutnya ada pada keretakan kohesi dan koherensi sosial masyarakat yang dilatari oleh perubahan sosial yang begitu cepat, dan kadangkala pada banyak hal justru destruktif.

“Pihak terkait, yakni lembaga formal negara, utamanya pemerintah daerah gagal merespon dan tanggap terhadap gejala keretakan struktur sosial tersebut,” tudingnya.

Kendati secara substantif kewajiban menjaga anak merupakan tanggungjawab orang tua, keluarga dan masyarakat umum. Akan tetapi, lembaga-lembaga formal dalam sturuktur negara seperti Lembaga Perlindingan Anak (LPA) dan Dinas Perlindungan anak dan Perempuan yang diharapkan menjadi leading sector dalam perlindungan anak, belum maksimal mengambil peran terkait dalam perlindungan anak, utamanya dalam hal prefentif.

Dengan tingkat kerawanan terhadap anak-anak saat ini yang tinggi sambungnya, pemerintah daerah harus mengambil langkah luar biasa dengan membentuk gugus tugas perlindungan anak di setiap kelurahan atau desa. Ini penting untuk memproteksi anak-anak dari jangkauan potensi kejahatan, serta penyakit sosial lain.

“Anak adalah investasi untuk peradaban, karena itu perlu diberikan perlindungan maksimal. Sebab wajah bangsa dan daerah ini ke depannya tergantung dari kualitas anak saat ini, sebagai generasi pelanjut masa depan bangsa,” tegasnya.

*Kahaba-01