Kabar Bima

112 Tahun Kebangkitan Nasional, Bakesbangpol Gelorakan Bangkit Dalam Optimisme Normal Baru

276
×

112 Tahun Kebangkitan Nasional, Bakesbangpol Gelorakan Bangkit Dalam Optimisme Normal Baru

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bima menyampaikan tentang pedoman penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, karena diperingati dengan penuh keprihatinan.

112 Tahun Kebangkitan Nasional, Bakesbangpol Gelorakan Bangkit Dalam Optimisme Normal Baru - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Kepala Bakesbangpol Kota Bima Ach Fathoni mengatakan, kegentingan akibat meluasnya penularan Covid-19 tersebut telah membawa Iebih dari 213 negara dan teritori di dunia kepada situasi pandemi, termasuk di antaranya Negara Indonesia.

112 Tahun Kebangkitan Nasional, Bakesbangpol Gelorakan Bangkit Dalam Optimisme Normal Baru - Kabar Harian Bima

“Inti kebijakan pemerintah dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19 sangat jelas dan tegas, di antaranya menempatkan kesehatan masyarakat sebagai yang utama. Ini ditempuh dengan cara mengendalikan penyebaran Covid-19 dan mengobati pasien yang terpapar,” katanya mengutip rilis Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jumat (22/5).

Kemudian yang kedua, pemerintah menyiapkan jaring pengaman sosial untuk masyarakat lapisan bawah, agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pokok dan menjaga daya beli. Lalu menjaga dunia usaha utamanya usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah (UMKM) agar tetap beroperasi dan mampu menjaga penyerapan tenaga kerjanya.

“Seperti kata pepatah, kekuatan rantai terletak pada mata rantai terlemahnya. Jika dalam sebuah rantai terdapat mata rantai yang rapuh, maka serapuh itu pulalah kekuatan seluruh rantai tersebut, untuk menahan beban yang mengarah kepadanya,” jelas Fathoni.

Maka dari itu, semua itu tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Semua harus kompak, harus bergotong-royong dan saling mendukung, agar tak ada mata rantai yang lemah, baik secara medis maupun secara sosial-ekonomi.

Sebagaimana negara telah mengalokasikan anggaran yang besar, untuk penanganan medis dan penyiapan jaring pengaman sosial. Maka masyarakat sendiri juga harus memiliki semangat serupa. Krisis ini telah memukul secara langsung sebagian besar masyarakat yang ada di sekitar, baik itu tetangga disebelah kanan dan kiri.

Dijelaskannya, sebagaimana selama ini cara bangsa berjuang melawan krisis. Maka harus selalu dapat mengandalkan gotong-royong yang telah menjiwai bangsa selama berabad-abad. Gotong-royong merupakan cara penyelesaian krisis yang paling efektif, karena paling cepat dan bisa langsung menuju pokok masalah.

Menurut Fathoni, Hari Kebangkitan Nasional ini mengingatkan kepada semangat untuk bergerak sebagai bangsa, dengan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Mimpi untuk memacu ekonomi dan kemajuan peradaban, sebagai simbol kebangkitan bangsa boleh jadi harus diredam sementara beberapa bulan belakangan ini.

“Saat ini bangsa sedang memanggil untuk bersatu padu memutus rantai Covid-19, untuk itu mari bangkit normal baru. Maka semangat itu pulalah yang diangkat menjadi tema pokok peringatan Hari

Kebangkitan Nasional kita tahun 2020 ini,” tuturnya.

Fathoni menambahkan, tujuan peringatan 112 tahun Kebangkitan Nasional Tahun 2020 adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan semangat gotong-rotong. Sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, kemudian mempercepat pulihnya bangsa dari pandemi Covid-19.

*Kahaba-04