Kabar Bima

Tagihan Listrik Capai Rp 1,8 Juta, Pelanggan Protes

244
×

Tagihan Listrik Capai Rp 1,8 Juta, Pelanggan Protes

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pelanggan PLN di Kota Bima Ny Nn dikejutkan dengan membengkaknya pembayaran listrik secara tiba – tiba. Dari bulan Mei hanya membayar sebanyak Rp 172.669, namun iuran pada bulan Juni membengkak menjadi Rp 1.810.461.

Tagihan Listrik Capai Rp 1,8 Juta, Pelanggan Protes - Kabar Harian Bima
Meteran Listrik. Foto: Eric

Ny Nn menceritakan, ia menempati rumah dengan nomor meteran 443000157668 atas nama Moch Yakub. Listrik di rumah tersebut menggunakan meteran berdaya 900 VA. Setiap bulan pembayaran tidak mencapai Rp 200 ribu, karena penggunaan listrik tidak berlebihan.

Tagihan Listrik Capai Rp 1,8 Juta, Pelanggan Protes - Kabar Harian Bima

“Tidak ada yang berlebihan kami pakai listriknya, kenapa harus bayar sampai Rp 1.800.461,” keluhnya, Jumat (12/6).

Jika dibandingkan dengan penggunaan tetangganya memakai meteran 1.300 VA dan menggunakan AC sebanyak 2 unit, serta berbagai macam alat elektronik lainnya, mereka hanya membayar Rp 800 ribu per bulan.

“Kami hanya pakai 1 AC dan alat elektronik seadanya, tapi iuran Rp 1.810.461,” sorotnya.

Sementara itu Manager Bagian Pelayanan Pelanggan PT PLN UP3 Bima Arif melalui rilis PT PLN Pusat menyampaikan, adanya lonjakan tarif listrik disebabkan waktu merebaknya kasus Covid-19 yang terjadi pada bulan Maret dan April lalu, dan petugas tidak melakukan pembacaan meter. Karena ingin membatasi gerakan dari tempat satu ke tempat lainnya, yang bisa memungkinkan penyebaran virus.

Maka, pihaknya mengambil langkah dengan melakukan pencatatan meteran yang dipakai pelanggan mulai 3 bulan ke belakang. Karena saat itu, ada pemakaian normal yang dilakukan pelanggan. Mulai dari pemakaian di bulan Desember, Januari dan Februari, digunakan sebagai hitungan dari rata-rata 3 bulan tersebut.

“Pada waktu Covid kebanyakan polanya berbeda, karena sebagian besar pekerjaan dilakukan di rumah sehingga pemakaian melonjak,” tandasnya, Selasa (16/6).

Arif menambahkan, setelah situasi cukup membaik, maka pada bulan April dan Mei petugas melakukan pencatatan dengan melihat angka meteran. Tentu ada saja selisih seperti bulan sebelumnya. Dari selisih inilah yang terlihat sebagai lonjakan, tetapi sebenarnya itu pemakaian ril dari pelanggan.

“Yang paling jelas meteran yang ada di pelanggan bisa di cek, apa betul tidak pada waktu pembacaan oleh petugas itu sama seperti yang ada di meteran pelanggan. Ya pasti tentu sama,” tambahnya.

*Kahaba-04/05