Kabar Bima

Siswa Bawa Ayam ke Sekolah, Pengawas Turun Beri Pembinaan

298
×

Siswa Bawa Ayam ke Sekolah, Pengawas Turun Beri Pembinaan

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Mengetahui persoalan siswa SDN Inpres Talapiti yang diwajibkan membawa masing-masing satu ekor ayam ke sekolah untuk praktek pelajaran Muatan Lokal, UPT Pengawas Kecamatan Ambalawi langsung turun ke sekolah, Selasa (14/7) untuk memberikan pembinaan kepada jajaran tenaga pendidik setempat. (Baca. Siswa Diwajibkan Bawa Ayam, Praktek Muatan Lokal SDN Inpres Talapiti Dikeluhkan Orang Tua)

Siswa Bawa Ayam ke Sekolah, Pengawas Turun Beri Pembinaan - Kabar Harian Bima
UPT Pengawas Pendidikan Kecamatan Ambalawi saat turun di SDN Inpres Talapiti. Foto: Rangga

Kedatangan para pengawas tersebut disambut oleh Kepala SDN Inpres Talapiti bersama jajaran guru. Terlihat hadir juga Ketua Kepala Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan Ketua Komite Sekolah. Turut hadir perwakilan wali murid dan guru sekolah setempat.

Siswa Bawa Ayam ke Sekolah, Pengawas Turun Beri Pembinaan - Kabar Harian Bima

Kewajiban membawa satu ekor ayam untuk masing-masing siswa memang bukan kali ini saja, tapi sudah berlaku sejak lama. Orang tua siswa pun baru kali merasa kewajiban dimaksud justru memberatkan.

Saat proses pertemuan di sekolah tersebut, disimpulkan hanya ada miskomunikasi. Sekolah juga mewajibkan itu karena semata – mata untuk kepentingan pelajaran Muatan Lokal, tidak lebih dari itu.

“Hanya miskomunikasi saja. Tadi saat musyawarah berlangsung secara kekeluargaan, semua sudah selesai,” ungkap Kepala UPT Pengawas Kecamatan Ambalawi, Muhammad Yusuf usai pertemuan.

Pada kesempatan itu, dirinya juga memberikan pembinaan kepada kepala sekolah dan jajaran guru serta meminta lebih awal dibicarakan dengan komite sekolah. Agar bisa disosialisasikan ke orang tua murid.

“Kami juga menyanyangkan kegiatan itu, apalagi harus mengumpulkan siswa di tengah pandemi Covid-19. Tapi semuanya sudah clear,” katanya.

Sementara itu, Ketua K3S H Hasnun mengapresiasi kritik dari orang tua murid dan masyarakat. Karena menurutnya, pelajaran Muatan Lokal seharusnya membina siswa agar memanfaatkan potensi alam lokal seperti prakarya, anyaman dan lain-lain.

“Masih banyak inovasi yang bisa diajarkan kepada siswa. Apalagi potensi di Talapiti ini banyak yang b bisa dimanfaatkan,” tuturnya

Ia pun berharap, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan. Juga semua pihak bisa mengambil pelajaran, termasuk pihak sekolah agar bisa lebih berhati – hati mengambil kebijakan.

*Kahaba-07