Kabar Bima

Hidup di Gubuk Reot, Yatim Piatu di Mpuri Luput Perhatian Pemerintah

361
×

Hidup di Gubuk Reot, Yatim Piatu di Mpuri Luput Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Tinggal di gubuk reot, 2 orang anak yatim piatu masing-masing Adi Rahmadin (30) dan Dewi Angriani (16) warga RT 02 RW 01 Desa Mpuri Kecamatan Madapangga luput dari perhatian pemerintah.

Hidup di Gubuk Reot, Yatim Piatu di Mpuri Luput Perhatian Pemerintah - Kabar Harian Bima
2 orang anak yatim piatu Adi Rahmadin dan Dwi Angriani (16) warga RT 02 RW 01 Desa Mpuri. Foto: Ist

Adi Rahmadin yang dikonfirmasi mengatakan, dia bersama adiknya hingga saat ini sama sekali tidak pernah mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos). Baik dari Kementrian Pusat maupun dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Pemdes setempat.

Hidup di Gubuk Reot, Yatim Piatu di Mpuri Luput Perhatian Pemerintah - Kabar Harian Bima

“Kita tidak pernah dapat bantuan apapun. Jangankan bedah rumah, tercakup untuk mendapatkan bantuan PKH saja tidak pernah,” ungkapnya, Rabu (15/7).

Sekitar Tahun 2018 lalu kata dia, rumah tersebut pernah difoto oleh aparat Pemdes setempat untuk mendapat bantuan bedah rumah. Tapi semua itu hanya mimpi, karena rumah yang dibedah justru rumah warga lain, sementara gubuk milik mereka tidak dibedah.

“Dulu gubuk ini difoto supaya dapat bantuan bedah rumah, tapi belum jadi juga,” katanya.

Pada masa pandemi ini mereka mendapatkan BLT DD. Itu pun karena ada teman yang mendesak Pemdes untuk mendata sebagai penerima manfaat BLT DD.

“Untuk mendapat BLT DD untung ada teman yang desak Pemdes. Kalau tidak, mungkin saja diabaikan lagi,” ungkapnya.

Ia mengisahkan, ibu mereka Kalsum meninggal dunia Tahun 2017. Sedangkan Bapaknya Mahyudin meninggal Tahun 2005. Sejak itu hidup sebatang kara dengan adiknya. Untuk mencukupi kehidupan sehari – hari memotong rumput dan dijual kepada warga peternak sapi.

Dia berharap ada pemerhati yang mau membantu. Baik itu untuk rehab gubuk maupun membantu untuk mendapatkan bantuan PKH atau bantuan sosial lain.

Warga setempat Imam Juardin mengaku prihatin melihat kondisi kehidupan Adi Rahmadin yang hanya tinggal di sebuah gubuk reot. Terkait hal itu dirinya meminta kepada pemerintah agar memerhatikannya.

“Semua mempunyai hak yang sama, pemerintah harus buka mata dan membantu Adi Rahmadin dan adiknya,” ucapnya.

Terkait hal itu, dirinya meminta kepada Pemdes dan jajarannya segera lakukan pendataan secara profesional dan proporsional, agar dalam verifikasi nama-nama calon penerima bantuan sesuai kriteria.

*Kahaba-10