Kabar Bima

Kasihan Dino, Pemuda Radom yang Sedang Berjuang Melawan Tumor

460
×

Kasihan Dino, Pemuda Radom yang Sedang Berjuang Melawan Tumor

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Tumor yang menggerogoti leher Dino semakin membesar. Pemuda berusia 28 tahun itu pun kesulitan bernafas. Suara mendengkur keluar disertai sesak yang terlihat sangat menyakitkan.

Kasihan Dino, Pemuda Radom yang Sedang Berjuang Melawan Tumor - Kabar Harian Bima
Kondisi Dino dengan tumor di leher. Foto: Bin

Pemuda warga RT 04 RW 02 Lingkungan Rasabou, Kelurahan Rabadompu (Random) Timur Kota Bima itu terlihat kurus. Nampak sekali beban derita yang dialaminya. Saat disambangi sejumlah media di rumah neneknya, Senin (31/8) Dino tak bisa mengeluarkan kata-kata. Tumor yang melilit leher membuatnya tidak bisa bicara. Dino terus berkeringat, di antara sesak dan kepalanya yang seakan terasa pecah.

Kasihan Dino, Pemuda Radom yang Sedang Berjuang Melawan Tumor - Kabar Harian Bima

Orang tua Dino, Marfah menceritakan, anak pertamanya itu baru tiba di kampung halaman tanggal 19 Agustus 2020, beberapa hari lalu. Sakit itu muncul sejak Dino merantau di Kalimantan Utara.

“Iya baru baru kemarin tiba di Kota Bima. Sebelumnya, selama 3 bulan anak saya diserang penyakit ini. Jadi pas tiba di rumah kondisinya sudah seperti ini,” ungkapnya.

Menurut Marfah, anak pertamanya itu sejak awal sakit ingin pulang. Tapi terhambat karena Virus Corona. Akhirnya selama di Kalimantan, hanya menahan sakit dan tidak pernah sekalipun pergi berobat. Apalagi terkendala biaya dan tidak ada sanak saudara.

“Kata Dino awalnya hanya muncul benjolan biasa di bagian leher kanan, kemudian terus membesar seperti ini,” terang perempuan itu tak mampu menahan tangis.

Karena sudah ada di Kota Bima, pihaknya telah membawa Dino ke RSUD Bima untuk berobat. Tapi menurut dokter, diperkirakan anaknya menderita tumor. Hanya saja, pihak dokter menyarankan agar berobat lanjut ke Mataram atau Bali.

Namun dari saran itu, ia memikirkan biaya. Karena jangankan untuk berobat, mencukupi kebutuhan sehari-hari pun sulit.

“BPJS ada, tapi bagaimana untuk biaya lain selama kami di sana nanti,” terangnya.

Selama belasan hari Dino di kampung halamannya, Pemerintah Kelurahan Rabadompu Timur belum ada yang datang melihat, apalagi untuk mendata agar bisa mendapatkan bantuan.

Kendati demikian, selaku orang tua, ia sangat berharap perhatian dan bantuan dari pemerintah, agar bisa meringankan derita yang dialami anaknya tersebut.

“Kalau bisa dibantu, biar anak saya sembuh,” lirihnya.

Dino selain sulit bernafas, juga susah untuk makan minum. Tidak hanya itu, pria yang masih bujang itu tidak bis memejamkan mata dan tidur. Sehari – hari Dino hanya duduk dan berbaring dengan suara mendengkur tanpa henti.

*Kahaba-01