Kabar Bima

Orasi Ilmiah Dosen STIE Bima, Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal

341
×

Orasi Ilmiah Dosen STIE Bima, Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Nurhayati, dosen STIE Bima dipercayakan untuk menyampaikan orasi ilmiah pada Rapat Senat Terbuka Dalam Rangka Wisuda Sarjana Ekonomi Angkatan XVII Tahun 2020, di aula kampus setempat, Rabu (9/9).

Orasi Ilmiah Dosen STIE Bima, Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal - Kabar Harian Bima
Dosen STIE Bima Nurhayati. Foto: Ist

Membuka orasinya, Nurhayati mengawaslu pemberian ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati untuk keberhasilan menyelesaikan studi di STIE Bima. Ucapan yang sama pula kepada seluruh keluarga wisudawan atas dukungan moril dan materil demi keberhasilan putra-putrinya menyelesaikan pendidikan sarjana di STIE Bima.

Orasi Ilmiah Dosen STIE Bima, Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal - Kabar Harian Bima

“Ke depan menjadi tugas anda semua adalah bagaimana menyiapkan diri sebaik-baiknya dengan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat di STIE BIMA, untuk dikembangkan secara lebih maksimal. Agar memiliki nilai tambah tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi yang lebih penting adalah mendorong kemajuan bangsa,” ujarnya.

Kata Nurhayati, orasi ilmiah yang disampaikan mengusung tema “Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal”. Wajah dunia saat ini sudah berubah dengan munculnya goncangan pandemi Covid-19, dan new normal atau kenormalan baru sebagai era tatanan kehidupan yang baru dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.

“Pada situasi kehidupan new normal saat ini, diperlukan peran seluruh elemen masyarakat untuk menjadi agen perubahan dalam menggaungkan protokol kesehatan, guna pencegahan penyebaran Covid-19,” jelasnya.

Menurut dia, teknologi digital menjadi media yang paling efektif dalam sosialisasi, sekaligus instrumen dalam menciptakan kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini mengintervensi seluruh aspek kehidupan, di mana segala sesuatunya sangat bergantung dengan teknologi digital. Hubungan timbal balik antar sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya menjadi lebih efektif menggunakan teknologi digital sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Teknologi digital sudah mendukung dan mempermudah pekerjaan, bahkan jauh sebelum praktik new normal diterapkan. Penggunaan teknologi digital semakin meningkat ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan. Bahkan saat new normal ini orang-orang tidak sepenuhnya bekerja dari rumah (work from home), namun peran teknologi digital terus berlanjut.

Saat ini pun sambungnya, semua orang dituntut untuk melakukan adaptasi terhadap kemajuan teknologi digital yang bisa menunjang pekerjaan. Salah satunya yakni video conference yang memungkinkan untuk berdiskusi dengan rekan kerja yang tidak hanya pada satu lokasi serta fitur yang dapat berbagi layar untuk presentase.

“Era new normal juga mempengaruhi prilaku atau kebiasaan seseorang dalam bidang keuangan. Jika sebelum pandemi Covid-19 kita lebih memprioritaskan tranksaksi cash, maka sekarang kita harus terbiasa bertranksaksi dengan mengurangi interaksi fisik dengan orang lain,” urainya.

Peran teknologi di era new normal juga kata Nurhayati mendorong peningkatan kemampuan agar bisa bersaing, baik di dalam negeri maupun secara global. Sudah tidak bisa lagi perusahaan masih terus menggunakan pola atau cara lama berbisnis, karena banyak perusahaan yang diuntungkan  melalui keberadaan teknologi digital di masa new normal. Kondisi ini menuntut para pelaku bisnis untuk lebih kreatif memahami tuntutan masyarakat yang tengah beradaptasi dengan himbauan mematuhi protokol kesehatan.

Orasi Ilmiah Dosen STIE Bima, Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal - Kabar Harian Bima
Ketua STIE Bima bersama jajaran saat mengikuti proses wisuda. Foto: Bin

Pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian di Indonesia, berdasarkan data pertumbuhan ekonomi oleh Badan Psat Statistik (BPS) pada bulan Mei 2020, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada triwulan 1 2020 mengalami perlambatan yang cukup dalam yaitu laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah 2,97 persen, jika dibandingkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan sebelumnya yaitu 5,07 persen.

Roda perekonomian seolah tersendat, banyak sektor termasuk bisnis mengalami masa sulit, usaha-usaha potensial pada akhirnya harus gulung tikar, karena tidak kuat menghadapi wabah Covid-19. Akan tetapi, banyak perusahaan yang juga masih gigih memperjuangkan bisnisnya, mencari siasat di tengah wabah ini, hingga saat era new normal seperti sekarang banyak cara yang bisa ditempuh untuk tetap mempertahankan bisnis terutama dibidang industri kreatif.

Dipaparkannya, industri kreatif lahir dengan konsep ekonomi kreatif yang bertumpu pada ide, kreatifitas, keterampilan dan menjadikan kreatifitas sebagai modal utama dalam menciptakan nilai tambah ekonomi. Industri kreatif dapat menjadi andalan menggerakkan ekonomi pada fase kenormalan baru dengan kunci adaptasi dan inovasi. Perpaduan antara daya cipta, intelegensi manusia dan kekayaan intelektual menjadikan industri kreatif sebagai sektor yang paling prospektif di era new normal.

“Pengembangan industri kreatif menjadi prioritas karena mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian secara signifikan, membangun citra dan identitas bangsa yang berbasis kepada sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif serta menjadikannya keunggulan kompetitif suatu bangsa, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif,” katanya.

Nurhayati mengutarakan, situasi kenormalan baru atau era new normal, menjadi tantangan dan peluang bagi industri kreatif. Di tengah ruang gerak yang sedikit dibatasi, penjualan secara daring dan e-commerce menjadi pilihan dan bagian dari industri kreatif, sebagaimana dikemukakan oleh pengamat ekonomi “Acuviarta Kartabi” yang menberikan saran agar para pelaku industri dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mengadaptasi sistem pemasaran daring atau yang berbasis platform digital.

“Tentu saja Kemunculan industri kreatif dalam perekonomian Indonesia mendatangkan perubahan, yakni tumbuhnya industri yang memenuhi tuntutan pasar,” pungkasnya.

Ia juga menyebutkan beberapa manfaat dari perkembangan industri kreatif seperti, inovasi baru berkembang cepat, inovasi muncul sebagai akibat adanya ekonomi kreatif. Kreatifitas dalam bidang ekonomi tidak memberikan batasan bagi pelaku usaha dalam menjalankan dunia bisnis. Seperti, kemunculan smartphone yang mempermudah aktifitas, mobilitas dan pemenuhan kebutuhan.

Kemudian membuka lapangan kerja, tumbuhnya usaha baru di tengah masyarakat dapat memberikan kontribusi untuk membuka lapangan kerja baru yang bermanfaat mengurangi pengangguran.

Manusia juga semakin kreatif, pelaku ekonomi yang kreatif dan inovatif selalu berusaha keras menemukan ide baru yang lebih unik dan berbeda dengan yang lain sehingga dapat bersaing di dunia bisnis dengan produk yang dimiliki.

Orasi Ilmiah Dosen STIE Bima, Tantangan Industri Kreatif di Era New Normal - Kabar Harian Bima
Proses Wisuda STIE Bima. Foto: Bin

Tidak hanya itu sambungnya, persaingan yang kompetitif, semakin berkembangnya ekonomi maka semakin banyak pula pebisnis baru yang berlomba-lomba menjadi pengusaha sukses. Kondisi ini menjadikan persaingan yang kompetitif secara alami.

Kualitas produk semakin bagus, perubahan produk dari waktu ke waktu yang selalu berusahan memenuhi tuntutan pasar. Produk yang sejak dahulu ada kini menjadi lebih berkualitas karena banyaknya persaingan produk yang sama dipasaran.

“Hal juga yakni pertumbuhan ekonomi karena dengan berkembangnya industri kreatif yang memunculkan usaha baru, dapat membuat pertumbuhan ekonomi semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” terangnya.

Nurhayati juga mengungkapkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku industri kreatif di era new normal. Seperti yang pertama regulasi, karena dalam rangka mewujudkan ekonomi kreatif di Indonesia, tentu saja harus ada payung hukum atas segala aktifitas di bidang industri kreatif. Regulasi terkait undang-undang ekonomi kreatif sangat penting ditegakkan. Tujuannya tentu agar perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia bisa maksimal.

Kedua pemasaran, menurut dia strategi pemasaran juga penting untuk diperhatikan oleh para pelaku industri ekonomi kreatif di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan dengan bantuan teknologi berbasis digital, pemasaran industri kreatif terutama di tengah pandemi Covid-19 dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.

“Pemasaran melalui media sosial dan situs belanja online tentu akan sangat memudahkan pelaku industri kreatif untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen,” tuturnya.

Ketiga yakni Ekosistem, dengan menciptakan ekosistem atau lingkungan yang memiliki sumber daya manusia yang kreatif tentu bukan hal yang mudah. Akan tetapi, bukan berarti hal ini tidak mungkin diwujudkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan memberi seminar dan workshop agar pola pikir masyarakat lebih kreatif. Sehingga akan tercipta karya yang hebat buatan anak bangsa dan mampu membuktikan eksistensi industri kreatif Indonesia.

Keempat pembiayaan industri kreatif. Dalam menciptakan industri ekonomi kreatif yang berkembang, solusi untuk sumber pembiayaan selain dari modal sendiri, yakni dapat memilih mengajukan sejumlah pinjaman modal kerja atau mencari rekan yang dapat dijak berkolaborasi dalam mewujudkan bisnis di industri kreatif.

“Tantangan industri kreatif di era new normal, dapat dijadikan motivasi untuk membentuk strategi bisnis dalam menghadapi persaingan, memahami setiap perubahan pasar dan memenuhi tuntutan pasar serta pengembangan bisnis yang tidak hanya berskala nasional tapi internasional,“ tambahnya.

*Kahaba-01