Kabar Bima

Belajar Pola Bertani Jagung, Gubernur Kalteng Kunker di Bima

232
×

Belajar Pola Bertani Jagung, Gubernur Kalteng Kunker di Bima

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Belajar pola dan sistem pertanian jagung, Gubernur Kalimantan Tengah Habib Ismail Yahya melaksanakan kunjungan kerja ke petani jagung So Tolo Manggo Desa Rada Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Senin (23/10).

Belajar Pola Bertani Jagung, Gubernur Kalteng Kunker di Bima - Kabar Harian Bima
Pertemuan Gubernur Kalteng dengan Petani So Tolo Mango. Foto: Yadien

Kunker Gubernur Kalteng itu didampingi Pjs Bupati Bima, Kadis Pertanian, Kepala Dinas PPL, Asisten Seketariat Kabupaten Bima, Kepala Bapeda Kabupaten Bima, dan dihadiri oleh seluruh ketua dan anggota kelompok tani yang ada di Desa Rada dan Nggembe.

Belajar Pola Bertani Jagung, Gubernur Kalteng Kunker di Bima - Kabar Harian Bima

Pada kesempatan itu, Gubernur bertanya jawab dengan kelompok tani terkait cara dan pola tanam jagung. Di antaranya besar biaya yang digelontorkan oleh petani mulai pengelolaan lahan sampai panen.

Habib Ismail Yahya mengatakan, di Kalimantan Tengah lahan pertanian sangat luas. Paling sedikit 1 orang petani memiliki lahan seluar 5 hektar. Namun demikian, hasil pertanian terutama komoditas jagung belum memuaskan karena pola dan sistem pertanian yang belum tepat.

“Kami punya lahan yang l uas tapi hasilnya belum optimal,” ujarnya.

Kata dia, petani di daerah setempat belum bisa mengoptimalkan pengelolaan lahan. Bahkan dalam setahun, petani lebih banyak istrahat.

“Karena kami di sana hanya kerja satu bulan istrahat 5 sampai 6 bulan,” katanya.

Ia juga menyampaikan, selain belajar tentang pola dan sistem pertanian jagung. Pihaknya juga ingin belajar tentang pertanian bawang dan kedelai.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah Hj Sunarti mengapresiasi dan salut kepada petani di Kabupaten Bima karena manpu bertani dengan mandiri. Karena itu, pihaknya mengambil Kabupaten Bima sebagai lokasi Kunker.

Diakuinya, lahan di daerah mereka banyak yang terlantar. Kendati satu petani memiliki 5 hektar lahan, namun mereka kekurangan SDM petani.

“Kami membutuhkan suport tenaga kerja dari luar untuk mengarap petani dengan lahan yang luas,” ungkapnya.

*Kahaba-10