Kabar Bima

Sarjan: Demo Pupuk Diboncengi Kepentingan Politis

225
×

Sarjan: Demo Pupuk Diboncengi Kepentingan Politis

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima,  Kahaba.-  Terkait aksi unjuk rasa para petani asal Desa Renda pada hari Kamis (24/1/2013) kemarin yang menuntut penertiban distribusi pupuk dan oknum anggota dewan yang dituding ikut ‘bermain’ ditengah kelangkaan pupuk,  Sarjan yang namanya ikut diseret dalam tuntutan itu menilai adanya kepentingan politis dibalik aksi warga.

Massa pengunjuk rasa di depan gedung DPRD kabupaten bima. Foto: Arief
Massa pengunjuk rasa di depan gedung DPRD kabupaten bima. Foto: Arief

Anggota DPRD kabupaten Bima, Drs. M. Sarjan yang ditemui di kantor DPRD Kabupaten Bima Jum’at (25/1/2013) kemarin, Sarjan membantah semua tudingan yang mengarah pada dirinya. Dari Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk yang ditetapkan oleh pemerintah yang sebesar Rp 95 ribu, ia menjual pupuk paling mahal Rp 100 ribu untuk setiap zaknya.

Sarjan: Demo Pupuk Diboncengi Kepentingan Politis - Kabar Harian Bima

“ Harga untuk pupuk tidak bisa dinaikan seenaknya karena memang sudah ada aturan HET. Apalagi status saya sebagai wakil rakyat, tidak mungkin saya menjualnya seperti yang dituduhkan,” pungkasnya.

Karena itu, ia menantang pembuktian para pendemo tentang fakta bahwa dirinya telah menjual pupuk diatas HET. “Bawa kesini petani yang merasa telah membeli pupuk diatas HET dari tempat saya, biar kita buktikan sama-sama” tantangnya.

Karena merasa tidak pernah melakukannya, ia menduga ada pihak-pihak tertentu yang ingin menjelek-jelakkan namanya di mata masyarakat. Demo tersebut dikatakannya sarat dengan kepentingan politik menjelang pemilu 2014 mendatang, untuk menjatuhkannya sehingga tidak terpilih lagi.

Lanjut Sarjan, warga yang ikut aksi itu awalnya diajak untuk meminta DPRD Kabupaten Bima agar segera mempercepat pendistribusian pupuk kepada petani Desa Renda. Namum nyatanya, niatan mereka dialihkan dengan cara menebar hujatan pada pribadinya. ”Tujuan awal mereka berdemo, bukan pada saya, melainkan menuntut dewan agar mempercepat pasokan pupuk, itu saja,”  kilah Sarjan. [BS]