Kabar Bima

Kondisi Kemarau Normal, Warga Tetap Diimbau Waspada Kebakaran

401
×

Kondisi Kemarau Normal, Warga Tetap Diimbau Waspada Kebakaran

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- BMKG Bima mengingatkan warga untuk saat ini perlu diwaspadai peningkatan kecepatan angin di wilayah Bima dan Dompu, serta potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Kondisi Kemarau Normal, Warga Tetap Diimbau Waspada Kebakaran - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan air dengan seefekif dan seefisien mungkin, mengingat saat ini potensi terjadinya hujan di wilayah Bima dan Dompu kecil.

Kondisi Kemarau Normal, Warga Tetap Diimbau Waspada Kebakaran - Kabar Harian Bima

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahudin Bima Satria Topan Primadi menjelaskan, prakiraan hujan bulanan wilayah Bima dan Dompu pada bulan September 2021 diketahui bahwa prakiraan curah hujan berada pada kategori rendah.

Wilayah dengan kategori rendah tersebut pada wilayah Kabupaten Dompu seperti di Manggalewa, Kempo, Dompu, Kilo, Woja, Pekat, Pajo. Di Kabupaten Bima ada pada Sanggar, Belo, Bolo, Sape, Wawo, Wera, Donggo, Ambalawi, Langgudu, Lambu, Madapangga dan wilayah Kota Bima di Raba, Rasanae Barat, Rasanae Timur, Asakota, Mpunda.

“Kemudian prakiraan curah hujan beberapa bulan ke depan, curah hujan wilayah Bima mengalami peningkatan meski masih dalam kategori rendah,” jelasnya, Senin (30/8).

Maka berdasarkan kondisi dinamika atmosfer dan laut diprakirakan wilayah Bima dan Dompu saat ini kondisi monsoon Australia aktif dan di prakirakan akan terus aktif hingga dasarian II bulan September, angin 850 mb di dominasi oleh angin timuran, dan suhu muka laut di sekitar perairan Bima dan Dompu mendingin.

“Kondisi tersebut menyebabkan aktivitas pembentukan awan dan potensi terjadinya hujan wilayah bima dan dompu saat ini tidak signifikan,” katanya.

Ia mengaku, saat ini Bima dan Dompu belum masuk kemarau ekstrim. Karena untuk saat ini kondisi kemarau di wilayah Bima dan dompu masih dalam kategori normal dengan HTH terpanjang adalah di Wawo 84 hari, Soromandi 137 hari.

Kategori kekeringan ekstrim adalah kekeringan secara meteorologis dimana wilayah Wawo dan Soromandi sudah tidak ada hujan selama lebih dari 60 hari.

“Tapi yang tetap harus diwaspadai yakni peningkatan kecepatan angin yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.

*Kahaba-01