Kabar Bima

Mursina Dirujuk ke RSUP Mataram

235
×

Mursina Dirujuk ke RSUP Mataram

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Derita ibu muda Mursina (22) yang selama dua tahun terakhir mengalami sakit pasca melahirkan rupanya sudah didengaroleh Pemerintah daerah Bima. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima menyanggupi akan menanggung semua biaya pengobatan dan perawatan wanita asal Parado Wane itu.

dr. Akbar saat diwawancari oleh sejumlah media tentang kondisi kesehatan Mursina.
dr. Akbar saat diwawancari oleh sejumlah media tentang kondisi kesehatan Mursina. Foto: Noval Stabilitas

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Drg. Hj. St. Hadjar Yoenoes, Dikes sudah mendengar kabar tentang Mursina dan hari ini telah menjemputnya dengan menggunakan mobil ambulans ke RSUD Bima.

Mursina Dirujuk ke RSUP Mataram - Kabar Harian Bima

Karena tergolong pasien dari ekonomi lemah, Dikes juga akan menanggung biaya pengobatannya. “Nanti Mursina akan diperiksa lebih lanjut kondisinya oleh dokter di RSUD Bima. Jika memang dirujuk, akan dirujuk hari itu jug. Untuk biaya pengobatan. akan dibiayai semua oleh Pemerintah Kabupaten Bima,” katanya saat dihubungi via celuller, Kamis kemarin.

Di RSUD Bima, Mursina ditemani sang suami, M. Jumharis (23), Kepala Desa Parado Wane dan Istri Camat Parado. Mursina saat ditemui oleh pekerja media sedang mendapatkan perawatan medis di RSUD Bima. Rencananya pasien miskin tersebut akan segera diperiksa penyakit yang diderita supaya bisa dipastikan dirujuk ke RS Mataram atau RS Sanglah Denpasar-Bali.

Petugas Dikes, Dra. Fatmah yang menjemput Mursina kepada wartawan mengaku bahwa sakit yang diderita pasien miskin tersebut memang sudah diketahui sejak awal. Pihaknya telah menangani Mursina ketika penyakit yang didiagnosa diduga tumor – sebelumnya diakui pasien penyakit infeksi nifas – mulai dikeluhkan.

Keluhan sakit istri M. Jumharis tersebut katanya berawal saat dua bulan usai melahirkan pada dua tahun lalu. Dia beberapa kali sempat berobat ke Puskesmas dan RSUD Bima tetapi tidak ada tanda-tanda kesembuhan. Akhirnya, Mursina ditawarkan untuk dirujuk ke RS Mataram karena sakitnya tak kunjung membaik.

“Saat itu tidak jadi dirujuk karena pasien menolak dengan pertimbangan tidak ada suami dan keluarga yang menemani. Selain itu beralasan tidak memiliki biaya pengobatan serta biaya hidup selama berobat meski memiliki kartu Jamkesmas. Jadi, bukan kita tidak ingin tangani tetapi saat itu pasien menolak,” ujarnya.

Pihak RSUD Bima melalui dokter yang menangani, dr. Akbar mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sementara pasien diakui mengalami pembengkakan pada bagian perut akibat penumpukan cairan yang sangat banyak. Hal itu diduga diakibatkan infeksi virus Hepatitis.

Mengenai peluang Mursina untuk sembuh diakui perkiraan sembuh dan angka harapan hidupnya sangat tipis. Hal itu mengingat sakit yang diderita sudah cukup parah. Meski demikian dirinya belum bisa menyimpulkan lebih dini karena bisa saja Tuhan menakdirkan lain dengan memberikan kesembuhan kepada pasien melalui pengobatan medis. [BK]