Kota Bima, Kahaba.- Ada pemandangan menarik jika kita menyempatkan diri datang ke Lapangan Pahlawan Raba. Di salah satu sudutnya terlihat hamparan tanaman padi yang kini mulai menguning, menjadikan lapangan bersejarah yang sebagian sisinya dialihfungsikan Pemkot Bima menjadi lapak pedagang itu kian tak terurus.
Janji pemerintah untuk menciptakan lapangan yang bersih, indah, dan terawat sekaligus memberi manfaat kepada sejumlah pedagang itu sepertinya hanya isapan jempol belaka. Bagaimana tidak, bagian utama lapangan yang biasa digunakan masyarakat kota Bima untuk berolahraga rumputnya semakin meninggi. Kesembrawutan itu diperparah dengan sejumlah lapak semi permanen pedagang yang berdinding terpal di sisi barat dan timur lapangan, sama sekali tidak sedap dipandang mata.
Tidak kalah mengejutkan lagi, lapangan di sisi timur nampak kontras hamparan padi tumbuh dan bahkan telah menguning bulirnya. Mulyati, perempuan asal kelurahan Rabadompu Barat yang menempati lapak ujung utara di depan SMAN 3 Kota Bima mengaku tidak tahu siapa orang yang menanamnya.
“Kebetulan dulu di sekitar tempat ini, ada kubangan yang sudah dipenuhi air. Saya tidak tau siapa yang menanamnya. Tiba-tiba saja padi-padi ini tumbuh tinggi,” ujarnya.
Ia mengaku, pernah beberpa hari yang lalu warga ingin memotong padi tersebut, namun dilarang oleh petugas kebersihan kota Bima. Soalnya padi terlanjur mulai menguning. “Karena dilarang, ya dibiarkan saja hingga sekarang,” katanya.
Warga setempat, Dedi mempertanyakan janji pemerntah Kota Bima yang ingin menjaga lapangan tersebut setelah lapak untuk para PKL dibangun. Kenyataan sekarang justru berkata lain, belum setahun, kondisi lapangan sepakbola sudah seperti padang rumput.
“Dari awal kami sudah menduga, setelah sebagian lapangan diambil untuk pembangunan lapak, kondisinya pasti semakin tidak terawat. Lihat saja sekarang, jangan kan rumput, padi pun tumbuh disini,” sorotnya. [BK]