Kabar Kota Bima

Refocusing Anggaran untuk Vaksin Sinovac, Alfian: TAPD Hitung Harus By Data

320
×

Refocusing Anggaran untuk Vaksin Sinovac, Alfian: TAPD Hitung Harus By Data

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pemerintah Kota Bima dalam waktu dekat akan melakukan Refocusing anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) diminta agar menghitungnya sesuai data masyarakat yang bisa dilakukan Vaksin Sinovac.

Refocusing Anggaran untuk Vaksin Sinovac, Alfian: TAPD Hitung Harus By Data - Kabar Harian Bima
Ketua DPRD Kota Bima Alfian Indrawirawan. Foto: Bin

Ketua DPRD Kota Bima Alfian Indrawirawan menjelaskan, Refocusing DAU tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 30 Tahun 2021 yang memerintahkan Pemerintah Kota Bima untuk melakukan Refocusing
anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) sebanyak 4 persen. Belum sempat dimulai untuk Refocusing, terbit lagi Permendagri Nomor 77 Tahun 2021 untuk Recofusing sebanyak 8 persen.

Refocusing Anggaran untuk Vaksin Sinovac, Alfian: TAPD Hitung Harus By Data - Kabar Harian Bima

“Refocusing ini untuk seluruh daerah di Indonesia, guna mendukung pelaksanaan Vaksinasi Covid-19,” katanya, Kamis (18/2).

Diakui Alfian, DAU Kota Bima tahun 2021 sekitar Rp 400 miliar lebih. Jika dihitung Refocusing sebanyak 8 persen tersebut, maka rasionalisasi anggaran untuk vaksin tersebut sekitar Rp 35 miliar.

“Untuk pos anggaran mana saja yang akan diambil, nanti akan dilihat oleh TAPD. Tapi biasanya pada dinas akan dipangkas sejumlah program yang tidak penting, salah satunya seperti perjalanan dinas,” bebernya.

Duta Partai Golkar itu pun berharap agar eksekutif dalam melakukan Refocusing menggunakan data yang valid. Melihat jumlah masyarakat yang akan divaksin pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Karena jumlah orang yang divaksin, akan mempengaruhi anggaran.

“Jadi harus by data. Dihitung secara objektif. Tidak semata-mata berpatokan pada 8 persen itu. Karena bisa saja setelah melihat data warga yang divaksin, penganggarannya bisa di bawah 8 persen. Karena jangan sampai perhitungan terjadi kelebihan, kemudian menjadi Silpa,” pungkasnya.

*Kahaba-01