Kabar Kota Bima

Bantu Pengobatan Suami, Siti Aminah Mengais Rupiah dengan Menggali Pasir

337
×

Bantu Pengobatan Suami, Siti Aminah Mengais Rupiah dengan Menggali Pasir

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Usianya sudah lebih dari 50 tahun, namun tidak sedikit pun menunjukan keletihannya mengarungi hidup. Ibu 7 anak ini namanya Siti Aminah, warga RT 09 RW 03 Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae Timur. Dari tangannya yang sudah keriput, tergenggam kayu tembilang untuk mengambil pasir dan dikumpulkan agar berubah jadi rupiah.

Bantu Pengobatan Suami, Siti Aminah Mengais Rupiah dengan Menggali Pasir - Kabar Harian Bima
Aminah saat menggali pasir di sungai. Foto: Eric

Saat ditemui media ini Sabtu kemarin, Aminah sedang bekerja menggali bebatuan di Diwu Kakama Toloweri untuk mendapatkan pasir, setelah terkumpul banyak lalu dijualnyadijual. Dia membutuhkan waktu selama 2 pekan bekerja agar bisa menghasilkan lebih banyak pasir.

Bantu Pengobatan Suami, Siti Aminah Mengais Rupiah dengan Menggali Pasir - Kabar Harian Bima

“Setelah banyak, nanti ada orang yang datang mengambil. Kalau diuangkan hanya Rp 250 ribu,” sebutnya.

Aminah menceritakan, dari uang hasil penjualan pasir tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga membantu biaya pengobatan suami yang sedang sakit. Dia mengakui meskipun telah memiliki kartu BPJS, namun itu tak mampu mencukupi kebutuhan pengobatan.

“Suami saya Muhtar masih dalam kondisi terbaring lemah, jadi harus tetap bekerja cair uang untuk bantu pengobatannya,” tutur Aminah.

Selain bekerja sebagai penggali pasir, dia juga kerja serabutan seperti menjadi buruh tani ketika musim tanam tiba. Aktivitasnya itu juga sangat membantu perekonomian keluarga, mengingat uang hasil penjualan pasir itu masih belum cukup.

Disinggung apakah pernah mendapatkan bantuan BPUM dari pemerintah, Aminah mengaku belum pernah mendapatkan bantuan tersebut. Karena selain pemerintah kelurahan tidak menginformasikan, juga dirinya tidak tahu cara dan mekanisme pengajuan. Meski demikian, dia berharap ada upaya pemerintah kelurahan setempat untuk membantu mengurusnya, supaya bisa mendapatkan bantuan usaha tersebut.

“Kalau ada yang urus, mau saya terima uang itu,” ucapnya lirih.

Tangan Aminah tak berhenti mengayuh tembilang, dari bebatuan dan pasir itu dirinya melihat ada kehidupan. Sesekali dirinya membasuh keringat di wajah, bulir-bulirnya kemudian jatuh bercampur material yang diubahnya menjadi rupiah.

Semangat Aminah bertahan hidup dan bisa bermanfaat, patut dipuji dan jadi teladan. Dirinya telah mengajarkan bagaimana dengan keterbatasan dan tubuh yang sudah renta, hidup harus terus berjalan dan bisa berguna untuk orang – orang yang disayanginya.

*Kahaba-04