Kabar Kota Bima

Tim 15 Bahas Kejelasan Lahan Pelindo, Video Kunjungan Walikota Dinilai Hanya Pencitraan

306
×

Tim 15 Bahas Kejelasan Lahan Pelindo, Video Kunjungan Walikota Dinilai Hanya Pencitraan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Tim 15 menginisiasi pertemuan untuk membahas kejelasan soal lahan Pelindo, Rabu malam (7/7). Warga Kelurahan Tanjung diundang untuk menonton video kunjungan Walikota Bima ke Pelindo Surabaya. Ketua DPRD Kota Bima Alfian Indrawirawan juga hadir pada kegiatan tadi malam.

Tim 15 Bahas Kejelasan Lahan Pelindo, Video Kunjungan Walikota Dinilai Hanya Pencitraan - Kabar Harian Bima
Pertemuan warga Tanjung membahas soal lahan Pelindo. Foto: Ist

Usai pemutaran video, Alfian menyampaikan kepada warga Tanjung soal langkah-langkah Pemerintah Kota Bima menyelesaikan sengketa lahan  Pelindo.

Tim 15 Bahas Kejelasan Lahan Pelindo, Video Kunjungan Walikota Dinilai Hanya Pencitraan - Kabar Harian Bima

Alfian mengatakan, kunjungan ke Pelindo Surabaya pada tahun 2020 lalu merupakan langkah penyelesaian. Walikota menawarkan tular guling lahan dan juga Reklamasi laut, untuk solusi bagi warga tanjung dan Pelindo  .

“Seperti yang disaksikan, upaya itu ada. Dan kemarin, saya menerima surat dari wali kota, meminta perwakilan dari dewan untuk masuk menjadi tim kajian penyelesaian lahan Pelindo, ” ungkap politisi Golkar ini.

Ia juga mengatakan, pihaknya sebagai lembaga legislatif hanya bisa mengawasi apa yang menjadi kinerja pemerintah. Soal penyelesaian sengketa lahan Pelindo, dewan akan mengawasinya berprogres atau tidak.

Pada kesempatan itu, muncul respon negatif dari beberapa warga yang menghadiri acara ini, setelah penayangan video. Mereka menanyakan apa korelasi video itu dengan pertanyaan warga selama ini, yakni apakah pasangan Lutfi – Feri mampu memenuhi janji politiknya atau tidak.

Seperti yang disampaikan warga RT 14 RW 01 Kelurahan Tanjung Sulistiawan, ia melihat justeru melihat acara penayangan video tersebut hanya sebagai pencitraan semata.

“Kami disuruh datang, menonton video perjalanan kunjungan ke Pelindo. Tujuan, menunjukan jika pemerintah sudah berbuat. Videonya saja tidak berujung, hanya sepotong. Apa solusi dan kesimpulan, tidak ada. Jangan-jangan ini hanya pencitraan,” sorot pria yang akan disapa Wawan ini.

Ia menegaskan, saat ini warga Tanjung hanya ingin mengetahui apakah pasangan Lutfi – Feri mampu merealisasikan janji politiknya atau tidak.

“Biar besok dan masa depan, hal klasik ini tidak kembali digoreng,” tegasnya.

Wawan mengaku sedih karena selama ini berharap dengan janji politik yang sudah disampaikan. Ia juga merasa selama ini kehidupan warga Tanjung tidak pernah diganggu oleh Pelindo. Seperti ancaman akan digusur. Namun karena dipancing seperti ini, maka kemungkinan munculnya riak – riak masalah lain akan ada.

“Ini memang lahan sengketa, tapi jangan manfaatkan harapan kami. Katakan bisa atau tidak wujudkan janji politik itu,” tandasnya.

Sementara itu, perwakilan warga melayu menanyakan komposisi tim 15 yang kini menjadi penyelenggara nonton video kunjungan walikota tersebut.

“Sejak kapan tim ini dibentuk, dipilih, kami tidak tahu, ” tanyanya.

Warga yang tidak menyebut namanya ini juga menanyakan, kualitas tim 15. Pasalnya, yang dihadapi adalah BUMN PT Pelindo yang tentu berisi orang-orang berkompeten. Maka, tim yang dibentuk untuk berhadapan dengan Pelindo pun harus memiliki kompetensi yang seimbang.

“Karena lawannya Pelindo, jangan sampai tidak berkompeten,” tegasnya.

Menurut warga, ada banyak hal yang harus diurai dalam sengketa Pelindo. Mulai dari sejarah lahan, hingga dikeluarkannya sertifikat HPL untuk Pelindo.

“Saya juga dapat informasi, jika penghasilan di pelabuhan itu masuk ke Kabupaten Bima. Bukan di Kota Bima. Makanya Pemkot juga setengah hati mengurus, karena PAD masuk ke Kabupaten Bima, ” ungkapnya.

Respon lainnya muncul dari Ketua Karang Taruna Kelurahan Tanjung, Akbar yang mengatakan jika pertemuan tersebut gagal.

“Gagal, nggak ada apa-apa. Seharusnya walikota hadir,” ujarnya, mengkritik ketidakhadiran Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi.

Akbar juga mengkritisi pernyataan ketua dewan, yang mengatakan hanya mengawasi. Harusnya, dewan sebagai penampung dan penyalur aspirasi juga berjuang.

“Bukan hanya mengawasi. Kami minta pertemuan ini diulangi dan wali kota harus hadir,” tegasnya.

Usai acara, warga membubarkan diri. Banyak warga yang mengeluh soal tidak adanya hasil dari pertemuan tersebut. Seperti yang dilontarkan Mustika, warga RT 03 RW 01 Kelurahan Tanjung. Mustika mengatakan, hasilnya kosong.

Kau ra maru pemerintah ro dewan re (Tidur saja pemerintah dan dewan itu, red). Ada jalannya, tapi hasilnya nol,” ketusnya sambil berlalu dan terus mengomel.

*Kahaba-01