Kabar Kota Bima

Krisis Oksigen Berujung Maut, Netizen di Kota Bima Open Donasi

371
×

Krisis Oksigen Berujung Maut, Netizen di Kota Bima Open Donasi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Informasinya, rata – rata kematian pasien Covid-19 di Kota diakibatkan karena kekurangan oksigen. Tidak saja yang menjalani isolasi mandiri, kondisi ketersediaan oksigen di RSUD Kota Bima pun kosong. (Baca. Pasien Terus Bertambah, Oksigen di RSUD Kota Bima Kosong)

Krisis Oksigen Berujung Maut, Netizen di Kota Bima Open Donasi - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi ini, di tengah tidak adanya langkah konkrit yang bisa dilakukan pemerintah, warga Kota Bima sejak beberapa hari lalu berinisiatif untuk membuka donasi. Sejumlah sumbangan dari berbagai pihak pun datang dan akan digunakan untuk membeli oksigen. (Baca. Krisis Oksigen untuk Pasien Covid-19, Dewan: Anggaran Rp 34 Miliar itu Kemana?)

Krisis Oksigen Berujung Maut, Netizen di Kota Bima Open Donasi - Kabar Harian Bima

Terpantau di media sosial Facebook, open donasi ini diinisiasi oleh pemilik akun Devi Anggriani. Dalam statusnya Devi mengatakan, hampir setiap postingan dan chatt teman-temannya bahwa pasien Covid-19 meninggal dunia akibat kurangnya oksigen. Dirinya pun mengajak agar bersama-sama membantu dan menyisihkan rejeki untuk membeli tabung dan oksigen dengan menghubungi akun Facebook miliknya.

Sikap mulia pemilik Apotek Ndai 79 tersebut pun tak sia – sia. Beragam respon pun disampaikan. Bahkan beberapa orang sudah mengirim sejumlah uang untuk membeli tabung dan oksigen.

Pemilik akun Facebook Evazh Vee yang juga ambil bagian untuk berbagi tersebut dalam statusnya mengajak netizen untuk saling membantu. Karena sudah banyak korban yang tidak tertolong karena sulitnya mendapat tabung dan oksigen.

Saat dikonfirmasi media ini, Evazh mengaku, berdasarkan hasil koordinasinya dengan Devi Anggriani, sudah sekitar Rp 950.000 uang terkumpul dari kiriman sejumlah warga.

“Iya Kak, sudah ada sekitar 4 orang yang menyisihkan rejekinya untuk pengadaan tabung oksigen,” ujar Evazh, Kamis (29/7).

Ia mengaku, meski belum seberapa, namun Devi Anggriani sudah memesan 2 tabung ukuran kecil seharga Rp 3,6 juta dan akan dikirim sore ini dari tempat pemesanan.

“Tabung oksigen itu lengkap sama regulator dan isinya,” terang Evazh.

Tentu saja, yang dilakukan para netizen ini memantik rasa iba mendalam. Bagiamana tidak, kabar duka terus berkumandang setiap hari di masjid dan musholla, mengonfirmasikan soal meninggalnya warga yang diduga kuat karena terpapar Covid-19 dan kekurangan oksigen. Demikian pun lalu lintas dunia Maya.

Semoga saja, upaya mulia ini dapat menggerakkan hati banyak orang. Agar krisis oksigen ini bisa segera diatasi. Paling tidak, jumlah kematian pasien Covid-19 lantaran kekurangan oksigen, bisa berkurang.

*Kahaba-01