Kabar Kota Bima

Orasi Mahasiswa tidak Ditanggapi, Kaca Kantor Walikota Bima Pecah Dilempar

452
×

Orasi Mahasiswa tidak Ditanggapi, Kaca Kantor Walikota Bima Pecah Dilempar

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Merasa tidak direspon dan ditanggapi oleh Walikota Bima, saat aksi demonstrasi tentang aktivitas pengeboran air milik CV Hilal di Rabadompu Barat, Senin (18/10) massa aksi merangsek masuk di kantor Walikota Bima dan melemparnya. (Baca. Warga Krisis Air Bersih, Mahasiswa Sorot Bisnis Air Walikota Bima dan Istri)

Orasi Mahasiswa tidak Ditanggapi, Kaca Kantor Walikota Bima Pecah Dilempar - Kabar Harian Bima
Mahasiswa STISIP Mbojo Bima saat merangsek masuk di Kantor Walikota Bima. Foto: Bin

Aksi tersebut pun berujung ricuh. Karena para demonstran yang berlari masuk hingga ke dalam kantor Walikota, berusaha dihalau oleh aparat kepolisian dan Satuan Pol PP. Saling dorong pun tak bisa dihindari dan mahasiswa diusir untuk keluar dari halaman kantor setempat.

Orasi Mahasiswa tidak Ditanggapi, Kaca Kantor Walikota Bima Pecah Dilempar - Kabar Harian Bima

Upaya merangsek masuk di Kantor Walikota Bima kembali terjadi untuk kedua kalinya. Di tengah orasi, sejumlah mahasiswa kembali berlari membawa bendera masuk di kantor tersebut, Keributan dengan aparat yang berjaga pun kembali terulang.

Akibatnya, kaca salah satu jendela Kantor Walikota Bima pecag dilempar. Sementara dari pengeras suara, para orator meminta mass aksi untuk tidak merusak fasilitas negara.

Menurut massa aksi saat orasi, keberadaan sumur bor itu mengeruk air untuk kepentingan bisnis. Ironinya, sumur bor tersebut dilakukan di rumah Walikota yang juga dibiayai oleh negara. Namun hasil pengeboran air justru dijual dalam air kemasan.

“Di satu sisi, masyarakat Kota Bima selalu menjerit karena kekurangan air bersih,” ungkap Arif Rahman, salah satu orator.

Menurut Arif, ada kesalahan yang dilakukan oleh Walikota Bima terkait pengeboran air di kediamannya. Dampaknya pun sudah dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. Warna sekitar Rabadompu Barat saat ini juga sudah merasakan kekeringan.

“Ini tidak bisa dibiarkan, dampaknya akan berbahaya. Belum sekarang, tapi lihat nanti ke depan untuk anak dan cucu kita,” tegasnya.

*Kahaba-04