Kabar Kota Bima

Tragedi di Jembatan Putus, Ayah Korban Sesalkan tak Ada Kepedulian Pemerintah

721
×

Tragedi di Jembatan Putus, Ayah Korban Sesalkan tak Ada Kepedulian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Jasad pemuda ditemukan di bawah jembatan putus di Kelurahan Jatibaru Timur, Minggu pagi (13/2). Pemuda yang diketahui bernama Habib Muzahir warga Kelurahan Rabangodu Selatan telah dikubur siang ini di TPU kelurahan setempat. (Baca. Pengendara Ditemukan Tewas di Jembatan Putus Jatibaru Timur)

Tragedi di Jembatan Putus, Ayah Korban Sesalkan tak Ada Kepedulian Pemerintah - Kabar Harian Bima
Fikrin, orang tua korban kecelakaan tunggal di jembatan putus Kelurahan Jatibaru Timur. Foto: Ist

Diduga, korban tidak mengetahui adanya jembatan putus yang diterjang banjir beberapa bulan lalu. Sehingga saat melaju di jalur tersebut, langsung terjun di bawah jembatan. Kondisi tidak adanya rambu-rambu atau portal pembatas dan minimnya penerangan jalan, juga menjadi pemicu kejadian tragis itu.

Tragedi di Jembatan Putus, Ayah Korban Sesalkan tak Ada Kepedulian Pemerintah - Kabar Harian Bima

Ayah korban, Fikrin (46) merasa kecewa dengan banyak pihak yang ada di tubuh pemerintah atas insiden yang menewaskan anak pertamanya ini. Setelah melihat kondisi jembatan yang rusak di Jatibaru Timur itu, ia mengungkap, kondisi di jembatan itu ibaratnya sebuah jebakan yang tidak secara serius ditangani oleh pemerintah dalam pengendalian anti kecelakaan.

Diakuinya, tak ada papan peringatan pada beberapa meter dari jembatan. Ditambah, tak ada portal penghalang yang jelas hasil kerja perbaikan dan pengantisipasi yang dilakukan dinas terkait. Ditambah lagi tak ada penerangan jalan yang bisa memberi kenyamanan pandangan bagi pengendara.

“Bagi siapapun pengendara, apalagi baru ingin melintasi, kondisi jembatan itu sama halnya dengan menjemput mautnya sendiri,” katanya.

Menurut Fikrin, meski ada jalan alternatif, tapi aspek pencegahan tetap harus ada, agar tidak terjadi bencana yang mematikan. Karena bila tak ada penghalang, pengendara yang tak sadar akan langsung terjun ke bawah jembatan..

“Sebenarnya, kita bukan ingin menyalahi takdir atas meninggalnya buah hati kami. Tapi, memang pantas disesali cara penanganan perbaikan sementara di jembatan itu yang tak dilengkapi dengan fasilitas penghalang jalan yang baik dan dilengkapi dengan penerangan jalan yang memadai,” sesalnya di rumah duka di Kelurahan Rabangodu Selatan.

Mewakili pihak korban, ia meminta penjelasan terkait kronologis kejadian kepada pihak Polres Bima Kota. Selain itu, penyesalan dari pihak keluarga, hingga pagi tadi sampai penguburan almarhum yang dilakukan Ba’da Sholat Ashar tadi, tak ada dari pihak pemerintah yang datang berbela sungkawa.

“Kami sangat kecewa dengan cara Pemerintah di Kota Bima. Sudah tahu bahwa kecelakaan ini akibat kelalaian dan tidak sesuai prosedur kerja atas keadaan penyelamatan di wilayah fasilitas umum yang rusak parah. Kepedulian dan mengucapkan belasungkawa pun tak diterima pihak keluarga hingga sekarang,” bebernya.

Fikrin juga meminta pertanggungjawaban Gubernur NTB, karena jembatan itu adalah tanggung jawab pihak Pemerintah Provinsi. Dan meminta agar pimpinan daerah di Kota Bima lebih bisa memahami keadaan duka yang dialami rakyatnya yang menjadi korban dari pembangunan infrastruktur di daerah.

“Kami pun berharap agar PT Jasa Raharja bisa mempertimbangkan insiden kecelakaan anak saya pagi tadi dengan kondisi sepeda motor Scoopy yang rusak parah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Almarhum sebelumnya keluar rumah sekitar jam satu dini hari. Setelah sebelumnya, ia baru saja pulang mengantarkan adiknya yang ikut membantu jualan ibunya di Pantai Amahami.

“Saya mengetahui kondisi anak saya sepulang mengantarkan adiknya dari Amahami semalam. Dia kemudian keluar rumah, dan paginya kami baru mendengar kabar duka ini dari tetangga,” tutup Fikrin yang didampingi para keluarganya.

*Kahaba-01