Kabar Kota Bima

Bertahun-Tahun Idap Kelenjar Tiroid, Ibrahim Luput Perhatian Pemerintah

2071
×

Bertahun-Tahun Idap Kelenjar Tiroid, Ibrahim Luput Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Kakek ibrahim (62) warga Desa Cenggu Kecamatan Belo mengidap penyakit kelenjar tiroid. Kondisinya pun memperihatinkan dan butuh uluran tangan dari semua pihak untuk membantu kesembuhannya.

Bertahun-Tahun Idap Kelenjar Tiroid, Ibrahim Luput Perhatian Pemerintah - Kabar Harian Bima
Ibrahim pengidap kelenjar tiroid saat terbaring di rumahnya. Foto: Ahyar

Saufik mengatakan, awal derita bapaknya ketika merasakan sakit karena muncul benjol di bagian leher dan ketiak. Saat itu juga dibawa ke puskesmas terdekat untuk diperiksa.

Bertahun-Tahun Idap Kelenjar Tiroid, Ibrahim Luput Perhatian Pemerintah - Kabar Harian Bima

“Kata dokter kelenjar tiroid dan harus dirujuk di RSUD,” kata Saufik, Kamis kemarin.

Ia mengungkapkan, bapaknya sudah sakit selama 3 tahun dan tidak ada perawatan yang intens akibat tidak adanya biaya dan BPJS. Kemudian, perutnya semakin membengkak. Demikian juga pada bagian ketiak dan leher.

“Di bagian perut mengeras seperti batu,” ungkapnya.

Lantaran tidak punya biaya, perawatan Ibrahim pun dilakukan di rumah. selama itu pun, tidak ada bantuan apapun dari pemerintah desa dan kecamatan untuk sedikit meringankan beban yang diderita Ibrahim.

Ibrahim bekerja sebagai buruh tani. Tidak memiliki sawah dan kebun sendiri. Untuk makan sehari – hari dengan membantu orang di sawah. 7 orang anaknya kini semua anak sudah berkeluarga. Secara bergantian mengurus bapaknya yang sakit.

“Bapak hanya diurus anaknya di Desa Cenggu secara bergantian,” jelasnya.

Sementara anak-anaknya untuk menyambung hidup dan mengurus orang tua, mencari nafkah menjadi kuli bangunan dengan penghasilannya tidak tentu.

Selain itu Saufik juga menceritakan bahwa orang tuanya sudah menjual rumah yang berlokasi di Kabupaten Dompu satu tahun lalu, untuk membiayai pengobatan. Namun kesembuhan tak kunjung tiba.

Karena sudah tidak memiliki rumah, orang tuanya tinggal di rumah anak kandungnya di Desa Cenggu. Rumah seadanya dengan kondisi yang belum diplester.

“Di rumah itu bapak dan ibu tidur dengan beralaskan tikar saja,” terang Saufik.

Kondisinya saat ini tambahnya, untuk makan dan minum saja orang tuanya sulit, karena setiap kali makan pasti batuk dan sesak napas. Pun demikian untuk tidur, sangat susah karena menahan rasa sakit.

Untuk itu, di tengah kondisi orang tuanya yang semakin parah dan memperihatinkan tersebut, mewakili anak-anaknya yang lain, ia berharap uluran tangan dari para dermawan dan pemerintah untuk segera menjemput kesembuhan.

*Kahaba-09