Kabar Kota Bima

Penanganan Stunting, Dikes Ajak Stakeholder Tingkatkan Kerjasama dan Kolaborasi

527
×

Penanganan Stunting, Dikes Ajak Stakeholder Tingkatkan Kerjasama dan Kolaborasi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Saat ini stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan banyak faktor, seperti kondisi sosial ekonomi, gizi calon ibu, gizi ibu hamil dan kurangnya asupan gizi bayi yang berakibat perkembangan fisik dan kognitif tidak optimal.

Penanganan Stunting, Dikes Ajak Stakeholder Tingkatkan Kerjasama dan Kolaborasi - Kabar Harian Bima
Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Kesehatan Kota Bima Hidayaturahman. Foto: Eric

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Kesehatan Kota Bima Hidayaturahman menyampaikan, berdasarkan data WHO tahun 2017, 22,2 perse atau 151 juta balita di dunia mengalami stunting.

Penanganan Stunting, Dikes Ajak Stakeholder Tingkatkan Kerjasama dan Kolaborasi - Kabar Harian Bima

“Indonesia termasuk negara ketiga prevalensi tertinggi di Asia Tenggara berkisar 36,4 persen,” ungkapnya, Selasa (26/4).

Menurut dia, keberhasilan penanganan stunting memerlukan keterlibatan multipihak, di antaranya manajemen perencanaan, penganggaran, perubahan perilaku, akses dan ketercukupan pangan, sanitasi, lingkungan pemukiman yang sehat, pendewasaan usia perkawinan, kesehatan reproduksi, ibu hamil, ibu bersalin, balita, pencegahan penyakit, akses pelayanan kesehatan, dan bukan hanya ekslusif masalah gizi.

“Untuk menangani tunting di Kota Bima, kami ingin mengajak semua pemangku kebijakan dan stakeholder, untuk bekerjasama dan berkolaborasi mengatasinya,” katanya.

Hidayat menjelaskan, keberhasilan dalam penanganan stunting di daerah adalah juga membutuhkan sinergisitas di berbagai unit kerja. Pemahaman ini menjadi penting agar kolaborasi dapat berjalan baik, ekslusifnya pemahaman stunting sering menjadi kendala dalam penanganan stunting sehingga lahirlah sikap keengganan kerja sama, saling curiga, ego program, atau pun ego sektoral.

“Bukan hal aneh kalau dibutuhkan berbagai pihak dalam urusan stunting, dan sebaliknya akan sangat aneh jika penanganan stunting hanya tugasnya unit gizi atau sektor kesehatan saja. Tapi membutuhkan kerjasama semua pihak,” katanya.

Dia menambahkan, penanganan stunting selama ini terkesan hanya dilaksanakan sektor kesehatan saja, padahal 70 persen kontribusi diperlukan dari sektor luar kesehatan.

Harus ada kesadaran baru dari unit gizi, sektor kesehatan lain, serta di luar kesehatan bahwa kolaborasi menjadi sebuah keniscayaan bila ingin menurunkan angka stunting di Kota Bima.

*Kahaba-04