Kabar Kota Bima

Silahturahmi dengan Para Da’i, Asisten : Jangan Pakai Toa, Pengeras Suara Cukup di Dalam Masjid

1857
×

Silahturahmi dengan Para Da’i, Asisten : Jangan Pakai Toa, Pengeras Suara Cukup di Dalam Masjid

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pemerintah Kota Bima menggelar pertemuan silahturahmi dengan para da’i dan khotib di aula kantor setempat, Rabu (20/7). Kegiatan tersebut dihadiri Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Bima H Abdul Gawis, perwakilan TNI Polri serta para da’i, khotib dan tokoh agama.

Silahturahmi dengan Para Da'i, Asisten : Jangan Pakai Toa, Pengeras Suara Cukup di Dalam Masjid - Kabar Harian Bima
Suasana Silahturahmi dengan para da’i dan khotib di Aula Kantor Pemkot Bima. Foto: Ist

Asisten I mewakili Wali Kota Bima saat sambutan mengatakan, kegiatan ini sudah menjadi program pemerintah pusat dan Kota Bima mendapat kesempatan digelarnya kegiatan ini.

Silahturahmi dengan Para Da'i, Asisten : Jangan Pakai Toa, Pengeras Suara Cukup di Dalam Masjid - Kabar Harian Bima

“Ini semua menjadi harapan kita semua, terutama para da’i, khotib dan tokoh agama,” katanya.

Gawis mengakui, persoalan saat ini yang paling menonjol terutama di media sosial. Adanya saling gunjing antara kelompok dan saling menyalahkan satu sama lain.

“Hal inilah yang membuat gesekan, sehingga dengan adanya kegiatan ini menjadi upaya pemerintah agar tidak terjadi gesekan-gesekan antar sesama,” harapnya.

Kemudian yang kerap terjadi juga sambungnya, menyinggung agama lain. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian bersama. Agar tidak terjadi gesekan dan hubungan toleransi antar umat beragama tetap terus terjaga.

“Suara yang di dalam masjid juga cukup di internal masjid saja. Jangan pakai toa (Pengeras Suara, Red) karena siapa tahu di sekitar ada penganut kepercayaan yang lain,” inginnya.

Asisten I menambahkan, Negara dan daerah ini adalah milik bersama, maka semuanya berkewajiban menjaga kerukunan. Dirinya juga berharap para da’i dan khotib untuk mengikuti kegiatan ini dengan baik, cermati dengan seksama apa yang dibahas dalam silaturahmi ini.

Salah satu peserta kegiatan yang juga Pengurus Masjid Babussalam Kelurahan Tanjung Salahuddin menyayangkan pernyataan Asisten I soal pengeras suara tersebut.

“Pernyataan itu berlebihan, tidak tepat dikeluarkan pada moment seperti ini. Bima itu daerah mayoritas muslim,” tegasnya saat ditemui di sela-sela acara.

Menurut Salahuddin, jika dengan pengeras suara dikhawatirkan umat agama lain tersinggung, justru selama ini di Bima tidak ada yang komplain.

“Semua baik-baik saja. Pernyataan Asisten itu dapat memicu kontroversi,” tuturnya.

Demikian juga tanggapan Ketua Ikatan Alumni PMII Kota Bima Rusydiyono. Kata dia, pernyataan itu tidak patut disampaikan pada pertemuan seperti ini, karena yang diundang adalah penyuluh agama yang rata rata sebagai dai, khotib, bilal dan marbot yang setiap saat menggunakan pengeras suara.

“Kegiatan adat, budaya dan tradisi di Bima saja menggunakan pengeras suara. Pada kegiatan apapun tidak dibatasi, apalagi ibadah,” jelasnya.

*Kahaba-01