Kabar Kota Bima

Soal Toa Masjid, Besok Dewan Panggil Sekda dan Asisten I

1058
×

Soal Toa Masjid, Besok Dewan Panggil Sekda dan Asisten I

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pernyataan Asisten I Setda Kota Bima soal larangan menggunakan toa masjid saat silahturahmi dengan da’i dan khotib, menjadi polemik. Asisten pun menyampaikan permohonan maaf dan mencabut kembali pernyataan tersebut. (Baca. Silahturahmi dengan Para Da’i, Asisten : Jangan Pakai Toa, Pengeras Suara Cukup di Dalam Masjid

Soal Toa Masjid, Besok Dewan Panggil Sekda dan Asisten I - Kabar Harian Bima
Pimpinan DPRD Kota Bima Syamsurih dan Ketua Komisi I Yogi Prima Ramadan. Foto: Ist

Meski begitu, Pimpinan DPRD Kota Bima Syamsurih merasa perlu memanggil Asisten I, Sekda Kota Bima, Kabag Prokopim serta penyelenggara kegiatan guna diminta klarifikasi. (Baca. FUI Minta Wali Kota Bima Cabut Pernyataan Larang Pakai Toa Masjid

Soal Toa Masjid, Besok Dewan Panggil Sekda dan Asisten I - Kabar Harian Bima

“Pernyataan Asisten tersebut melukai perasaan umat muslim. Apa maksudnya menyampaikan itu,” tegasnya, Rabu malam (20/7).

Menurut Duta PAN itu, kalimat larangan menggunakan toa tersebut telah viral di media sosial. Beragam tanggapan pun disampaikan netizen. Maka penting pihak-pihak terkait diminta klarifikasi guna mengetahui apa maksud disampaikannya pernyataan itu. (Baca. Larangan Toa Masjid, Asisten Cabut Kembali Pernyataan dan Minta Maaf

“Nanti bersama Komisi I akan memanggil Sekda, Asisten dan Kabag Prokopim jam 09.00 Wita besok,” katanya.

Kapasitas Asisten I menghadiri kegiatan dimaksud sudah diatur oleh Bagian Protokoler pemerintah. Maka harus taat dan tunduk pada aturan serta mekanisme yang diatur.

“Apa yang disampaikan di publik itu diatur oleh Bagian Protokoler, bukan atas keinginan dan improvisasi Asisten,” jelasnya.

Demikian juga disampaikan oleh Ketua Komisi I DPRD Kota Bima Yogi Prima Ramadan. Dirinya menyayangkan pernyataan yang disampaikan oleh Asisten I tersebut.

“Tidak tepat kalimat seperti itu disampaikan di forum yang pesertanya ulama dan tokoh agama,” sesalnya.

Di Bima, tambah wakil rakyat milenial yang juga Duta PAN tersebut, warganya mayoritas beragama Islam. Pernyataan kontroversial yang telah menjadi polemik secara nasional beberapa waktu lalu, telah disikapi seluruh warga Indonesia.

“Jangan lagi muncul pernyataan yang sama membuat kegaduhan. Makanya akan kita panggil pihak-pihak terkait untuk klarifikasi,” tambahnya.

*Kahaba-01