Kabar Kota Bima

Mitigasi Bencana, LP2DER dan FPRB Adakan Seminar Pemanfaatan Air Hujan untuk Air Baku

522
×

Mitigasi Bencana, LP2DER dan FPRB Adakan Seminar Pemanfaatan Air Hujan untuk Air Baku

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- ICDRC LP2DER bersama Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo Kota Bima dan BPBD Kota Bima melaksanakan Seminar Pemanfaatan dan Pengelolaan Air Hujan untuk Air Baku Sebagai Upaya Mitigasi Bencana, di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Rabu (2/11).

Mitigasi Bencana, LP2DER dan FPRB Adakan Seminar Pemanfaatan Air Hujan untuk Air Baku - Kabar Harian Bima
Seminar Pemanfaatan dan Pengelolaan Air Hujan untuk Air Baku Sebagai Upaya Mitigasi Bencana. Foto: Bin

Kegiatan dimaksud dibuka secara resmi oleh Sekda Kota Bima H Mukhtar Landa dan dihadiri para stakeholder, OPD terkait, lurah, camat, sejumlah kepala desa di Kabupaten dan masyarakat.

Mitigasi Bencana, LP2DER dan FPRB Adakan Seminar Pemanfaatan Air Hujan untuk Air Baku - Kabar Harian Bima

Ketua harian FPRB Mbojo Matenggo Anwar Arman saat sambutan mengatakan, manusia diseluruh belahan dunia sudah merasakan perubahan iklim. Pun demikian di Kota Bima. Maka terhadap kondisi ini, FPRB bersama LP2DER ingin mengupayakan mitigasi bencana dengan cara panen air hujan menjadi air baku.

“Air hujan jika dikelola dengan baik maka bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk air minum,” jelasnya.

Anwar pun berharap, setelah kegiatan seminar ini, dapat diaplikasikan oleh Pemerintah Kota Bima melalui masing-masing OPD, guna mengurangi dampak perubahan iklim ini.

“Kami juga menyampaikan harapan pada pemerintah untuk memprogramkan ini agar masuk dalam APBD Kota Bima,” harapnya.

Anwar mengaku, pihaknya sengaja mengundang pemerintah kelurahan di Kota Bima dan kepala desa di Kabupaten Bima yang terdampak langsung krisis air, agar bisa mengaplikasikan ini untuk kebutuhan sehari-hari.

“Ini menjadi solusi menjawab persoalan perubahan iklim dan krisis air bersih,” ujarnya.

Direktur LP2DER Bambang Yusuf mengungkapkan, bahaya perubahan iklim sudah di depan mata. Pemimpin dunia dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan di Bali, untuk membahas masalah ini.

“Banjir, longsor, gelombang panas, badai sinklon terjadi dibeberapa negara. Bencana ini jika tidak diantisipasi mulai sekarang, maka akan membahayakan keberlangsungan hidup,” katanya.

Kerusakan akibat bencana sambung Bambang, harus segera diantisipasi dan perlu gerakan bersama. Salag satu yang bisa dilakukan yakni panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air baku.

Di tempat yang sama, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima Sukarno
mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini. BPBD juga telah menjalin kemitraan dengan sejumlah lembaga untuk keserasian lingkungan.

“Sehingga sedikit demi sedikit kita bisa mengeluarkan Kota Bima dari masalah kebencanaan,” tuturnya.

Sementara itu, Sekda Kota Bima H Mukhtar Landa saat sambutan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk FPRB Mbojo Matenggo dan LP2DER yang telah menginisiasi kegiatan ini.

Kata Sekda, saat musim kemarau banyak wilayah di Kota Bima yang terdampak kekeringan. Termasuk di rumahnya di Kelurahan Melayu. Jangankan kemarau, musim hujan saja bisa krisis air bersih.

“Makanya saya berminat sekali. Saya bisa uji coba satu paket di rumah,” inginnya.

Untuk dukungan pemerintah terhadap inovasi ini, Sekda meminta bantuan BPBD agar mempelajarinya agar bisa masuk dalam APBD 2023. Pasalnya, KUA PPAS sudah selesai dibahas.

“Meski begitu, mewakili pemerintah menginginkan ini bisa terealisasi dan bermanfaat untuk kelurahan yang terdampak kemarau,” tambahnya.

*Kahaba-01