Kabupaten Bima

Kekecewaan Masyarakat Permanen, Kondisi Pemilih di Woha Konsisten untuk Syafru-Ady

288
×

Kekecewaan Masyarakat Permanen, Kondisi Pemilih di Woha Konsisten untuk Syafru-Ady

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Woha merupakan salah satu dari 10 kecamatan yang menjadi lumbung suara dan kemenangan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bima Syafru-Ady. Bahkan selisih suara Paslon Nomor Urut 2 itu dengan Paslon Petahana sangat sangat jauh.

Kekecewaan Masyarakat Permanen, Kondisi Pemilih di Woha Konsisten untuk Syafru-Ady - Kabar Harian Bima
Massa membludak saat kampanye Paslon Syafru-Ady di Kecamatan Woha. Foto: Ist

Menurut Tim Analis dan Strategi Syafru-Ady, Darussalam, sekarang Syafru-Ady sudah aman pada 10 desa yang ada di Kecamatan Woha. Meski demikian pihaknya masih terus menambah lumbung kemenangan dibeberapa desa lagi.

Kekecewaan Masyarakat Permanen, Kondisi Pemilih di Woha Konsisten untuk Syafru-Ady - Kabar Harian Bima

“Kondisi pemilih di Kecamatan Woha alhamdulillah sangat konsisten, dan tidak bisa di goyang lagi. Ada banyak variabel yang kami temukan dalam data riset untuk pemilih di wilayah Woha. Dari semua variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kekecewaan masyarakat Woha bersifat permanen,” terang Darussalam, Kamis (19/11).

Jadi sekarang kata dia, Petahana sesungguhnya bukan lagi melawan Syafru-Ady, tetapi justru berhadapan langsung dengan warga yang telah memiliki kekecewaan permanen. Ditambah lagi terjadinya eksodus besar-besaran pemilih Petahana ke kubu Syafru-Ady yang mampu menumbangkan Petahana.

Kekecewaan Masyarakat Permanen, Kondisi Pemilih di Woha Konsisten untuk Syafru-Ady - Kabar Harian Bima
Tim Analis dan Strategi Syafru-Ady, Darussalam. Foto: Ist

“Fenomena ini persis sama dengan fenomena kekalahan Petahana di Kota Bima pada Pilkada Kota Bima beberapa tahun lalu. Praktis tidak ada perbedaan dari variabel-variabel yang kami temukan melalui riset,” ungkapnya.

Bahkan politik uang pun menurutnya, tidak ada pengaruhnya dalam Pilkada sekarang ini. Karena memang kesadaran publik yang terbentuk sangat luar biasa. Publik telah belajar dari fenomena-fenomena politik uang selama ini, baik dalam konteks pemilihan legislatif hingga pemilihan Bupati Bima.

“Sekarang publik pemilih tidak lagi butuh uang, tetapi yang mereka butuhkan hanyalah Ganti Bupati Bima, sebagai bentuk hukuman sosial yang dapat dilakukan oleh publik pemilih ketika mendapati petahana yang dianggap gagal memenuhi harapan mereka,” tambahnya.

*Kahaba-01/Adv