Kabupaten Bima

Ponpes Al Madinah Bakal Gelar Bedah Buku Panglima Poso

562
×

Ponpes Al Madinah Bakal Gelar Bedah Buku Panglima Poso

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Pondok Pesantren (Ponpes) Al Madinah akan menggelar bedah buku karya Khaoirul Anam dengan judul “Muhammad Adnan Arsal; Panglima Damai Poso” Sabtu pekan ini.

Ponpes Al Madinah Bakal Gelar Bedah Buku Panglima Poso - Kabar Harian Bima
Pamflet Bedah Buku Panglima Poso. Foto: Ist

Kegiatan tersebut selain menghadirkan Bupati Bima sebagai Keynote Speaker, juga sang tokoh dalam buku sendiri H Muhammad Adnan Arsal, Penulis Buku, Khoirul Anam, Ketua MUI Kabupaten Bima H Abdurrahim Haris, Najih Arromdloni.

Ponpes Al Madinah Bakal Gelar Bedah Buku Panglima Poso - Kabar Harian Bima

Pimpinan Ponpes Al Madinah Bima, Ustadz Bunyamin mengatakan, buku ini menarik untuk dibaca, untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi Poso saat konflik dan saat ini. Konflik berdarah yang terjadi di Poso sejak 1998 tidak menyisakan apa-apa, selain duka dan sesal yang tak berkesudahan.

“Bahkan hingga kini, puluhan tahun setelah konflik mencekik, Poso masih kerap dilekati stigma sebagai kawasan berbahaya,”ujarnya.

Padahal, kata dia, nyatanya tidak demikian, Bumi Sintuwu Maroso itu adalah wilayah asri yang sangat menarik untuk dikunjungi atau bahkan ditinggali. Salah satu tokoh sentral penjaga perdamaian di Poso adalah Haji Adnan Arsal, Panglima umat Muslim Poso ini mengawal perdamaian di wilayahnya dengan melakukan kontekstualisasi jihad, dari yang semula mengangkat senjata menjadi jihad dengan mengangkat pena (pendidikan).

“Dia dan sebaiknya kita semua percaya bahwa kekerasan, sekalipun yang diatasnamakan agama, hanya akan membuat kita sengsara,” katanya.

Menurut Bunyamin, buku ini menegaskan fakta bahwa konflik di Poso sudah selesai, dan mengingat banyaknya kerugian dan kemalangan yang dialami masyarakat, maka aksi teror dan kekerasan –apa pun bentuk dan motifnya, tak boleh diberi ruang di bumi Indonesia.

Dijelaskannya, acara bedah buku ini dimaksudkan untuk menguatkan narasi perdamaian dan kemanusiaan, sekaligus meneguhkan pentingnya moderasi dalam beragama dan berkebangsaan.  Agar Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang damai dan sejahtera.

“Konflik di Poso tak boleh diduplikasi di tempat-tempat lain. Hentikan teror sekarang juga,” tegasnya.

*Kahaba-04