Opini

Musker DPP-IPMDB Sebagai Spirit Baru Generasi Donggo

251
×

Musker DPP-IPMDB Sebagai Spirit Baru Generasi Donggo

Sebarkan artikel ini

Oleh: Fadlin Guru Don*

Musker DPP-IPMDB Sebagai Spirit Baru Generasi Donggo - Kabar Harian Bima
Fadlin Guru Don

Mengingat adanya nilai sosial budaya maupun politik dan hukum yang semakin hari semakin bergeser diera globalisasi, maka sangat perlu ada perhatian khusus kita bersama. Kerap kali terlihat gejolak dan penyakit sosial yang tidak mencerminkan budaya dan tradisi bangsa Indonesia asli yang terus merebak kehidupan masyarakat.

Musker DPP-IPMDB Sebagai Spirit Baru Generasi Donggo - Kabar Harian Bima

Saya melihat pergeseran nilai ini terjadi dimana-dimana, juga terjadi di daerah Bima lebih khusus di Donggo. Bima yang penah diistilahkan sebagai Serambi kirinya Mekah sepertinya tinggal kenangan. Juga Donggo yang dikenal dengan budaya dan tradisi bacaan Al Quran yang selalu terdengar disetiap rumah warga. Belum lagi diacara-acara kerakyatan dan kegamaan  seperti  “ngaji jamak” atau “ngaji ndiha”, bahkan mereka menjadikan momentum seperti ini sebagai tempat adu nyali, siapa yang lebih mahir qira’at (membaca Al Quran dengan benar). Dengan demikian mereka bisa saling membenarkan satu sama lain, itulah cara mereka dulu belajar.

Belajar ngaji adalah hal yang paling utama dan menjadi skala prioritas bagi Dou Donggo (Orang Donggo), sampai harus rela mencari guru ngaji di kampung-kampung lain. Cara berpikir mereka, agama adalah nomor satu dibandingkan dengan urusan duniawi karena urusan dunia cukup punya makan, pakaian dan tempat tinggal. Ya….! mungkin mereka hanya mengandalkan hasil tani untuk menghidupi keluarga mereka.

Sebagai genersi penerus era ini, sejatinya budaya dan tradisi yang baik seperti ini tidak bisa dilupakan, justru harus menjadi kewajiban bersama untuk terus menjaga dan merawatnya.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, ilmu pengetahuan dan  teknologi yang semakin modern, telah memberikan pengaruh yang sangat pesat dan signifikan terhadap degradasinya nilai-nilai budaya, tradisi dan kearifan lokal (local wisdom) masyarakat. Misalnya, ngaji adalah hal yang sangat tidak asyik lagi dipelajari oleh generasi Donggo hari ini, padahal guru ngaji ada dimana-dimna. Banyak sekali perbedaannya, dulu murid yang mencari guru, tapi sekarang justru guru yang mencari murid. Kenyataanya juga nihil ada yang mau, sungguh kaki di kepala kepala di kaki.

Saya kira inilah problem sosial generasi dan masyarakat kita yang sangat perlu mendapat perhatian serius kita semua. Sedikit saja kita diam maka dipastikan pemuda dan masyarakat kita akan tenggelam dimakan jaman.

Untuk menjawab semua itu maka kami dari pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Donggo Bima (DPP-IPMDB) berdasar amanat Musyawarah Kerja pada tanggal 1 Mei 2017 di Jakarta kemarin, mencoba mendesain dan merancang beberapa program kerja dan beberapa rekomendasi lain yang sifatnya jangka pendek, menengah dan dan jangka panjang baik untuk pelajar, mahasiswa dan keluarga Donggo yang ada dipusat maupun program-program kerja untuk masyarakat Donggo di daerah.

Sesuai dengan falsafah dan jiwa IPMDB adalah “Ladjnah Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang berazaskan Quran dan Hadits yang berbentuk organisasi pengkaderan. Maka, ada program khusus di bidang keagamaan/kerohanian dan pengkaderan yang kami canangkan seperti; pembinaan Qira’at (baca Al-Quran yang benar), pengajian agama bulanan, dan pembinaan keagamaan lainya untuk pelajar, mahasiswa, dan keluarga besar Donggo.

Juga, yang tidak kalah penting adalah amal-amal jariayah lainya seperti pengelolaan zakat fitrah dan zakat mal, Qurban Bersama serta buka puasa bersama dan halal bihalal dengan tujuan untuk meningkatkan khasanah keharmonisan dan rasa persatuan keluarga besar Donggo. Kegiatan kajian intensif dan latihan dasar kepemimpinan juga merupakan program utama kami demi pengembangan intelektualitas kader. Open house IPMDB kami juga merencanakan dengan tempat yang dikondisikan,  bisa di Jakarta maupun didaerah lainnya dengan tujuan untuk memperkenalkan IPMDB di seluruh Nusantara.

Selain itu kami mencoba menggagas pogram dan sekumpulan rekomendasi khusus untuk masyarakat Donggo di daerah dengan membangun kerja sama bersama Majelis Ulama Bima (MUI-Bima) dan pemerintah daerah agar melakukan safari-safari keagamaan, seperti ceramah agama antar kampung dan menfasilitasi serta menyuplay Al Quran di desa-desa yang ada di Donggo umumnya.

Dengan melihat kondisi sosial kemasyarakatan yang sudah sangat kritis terkhusus rusaknya moral siswa dan pemuda, maka kita punya tanggungjawab bersama untuk menyelamatkan mereka. Narkoba bukan hal yang tak hanya didengar namanya tetapi sudah menjadi menu khasiat generasi muda hari ini. Dulu mungkin hanya diberitakan oleh media-media di kota-kota saja, tetapi sekarang sudah menjalar sampai ke desa-desa.

Misalnya, Tramadol sudah merobek akhlak pemuda pemuda kita di Donggo, bahkan sudah menjadi konsumsi sehari-hari layaknya rokok oleh generasi kita sekarang. Untuk menyelatkan mereka, sejatinya nurani kita harus terpanggil untuk membumi hanguskan barang haram ini.

Sebagai wujud hubungan langsung DPP-IPMDB dengan tanah lahir, maka pengurus mengusulkan program- program bakti sosial yang nantinya akan melibatkan seluruh elemen masyarkat, pemerintah maupun leembaga-lembaga terkait untuk melakukan seminar dan penyuluhan narkoba. Dengan tujuan memberikan edukasi kepada siswa, pemuda dan masyarakat Donggo tentang bahaya narkoba.

Oleh karena IPMDB yang merupakan kedai perjuanagn bersama maka memiliki fungsi sebagai kendaraan atau lokomotif social movement (pergerakan sosial) khusus, untuk memperjuangkan hak-hak dan martabat orang Donggo. Maka kami akan terus melakukan studi dan analisa kondisi kekinian daerah dalam bidang pembangunan baik pendidikan, sosial budaya maupun politik dan hukum sebagai wujud empati dan rasa peduli terhadap tanah Donggo tercinta.

Persoalan  hukum masyarakat Donggo adalah hal yang juga sangat urgen untuk diperhatikan, mengingat pemahaman masyarakat tentang hukum beranekaragam dan sangat tergantung pada apa yang diketahui dari pengalaman yang dialaminya. Seperti yang terlihat, potensi orang Donggo di bidang hukum dan pengacara yang semakin lama semakin pesat perkembangannya. Maka kami di di bidang hukum dan advokasi publik, akan mengadakan penyuluhan pendidikan hukum (legal education) yang nantinya akan berkolaborasi dengan Lembaga Adat  Khusus Dou Donggo (lASDO) agar masyarakat paham dan sadar hukum serta mengenal nilai-nilai budadaya dan tradisi leluhurnya, sehingga masyarakat patuh kepadanya tanpa paksaan dan menjadikannya sebagai suatu kebutuhan dalam bermasyarakat.

Selanjutnya melakukan  advokasi, pendampingan serta pembelaan hukum kepada masyarakat Donggo yang telah mendapat masalah dan persoalan-persoalan hukum, sehingga mereka terselamatkan dari kriminalisasi- krimanilasi hukum.

Untuk menumbuhkan bakat dan minat kader dibidang enterpreneuship (kewiausahaan), DPP-IPMDB juga merencanakan progragram-proram kreatif seperti, koperasi bersama, pengembangan kuliner khas Bima, mendirikan mini market yang siap menyuplay kebutuhan sembako keluarga Donggo di Jakata. Juga, seminar dan pelatihan kewirausaahan dengan menghadirkan pengusaha-pengusaha hebat untuk membagi pengalaman mereka sehingga generasi Donggo mendapat inspirasi dan motivasi di wilayah dunia usaha.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Donggo (DPP-IPMDB) dibawah pimpinan Bapak Drs. Muchtar.,M.Pd, yang dengan segudang pengalaman dan relasinya, saya percaya semua program-program yang digagas ini dapat direalisasikan. Prospektif  dan harapan besar saya kedepanya tentu ada, supaya nilai budaya gotong royong (kasama weki) dari para leluhur bisa kita tumbuhkan kembangkan lewat kerja sama yang baik oleh kita semua agar program-program ini benar-benar terwujud.

Sebagai kalimat penutup saya ingin katakan “Jangan pernah merasa malu mengaku orang Donggo karena orang Donggo tidak malu-maluin”. Katakanlah sekarang bahwa “AKU BANGGA JADI ORANG DONGGO”.

*Penulis adalah Sekjen DPP-IPMDB

Mengenal Penyebab Kebakaran dan Penanganan Dini - Kabar Harian Bima
Opini

Oleh: Didi Fahdiansyah, ST, MT* Terdapat Peribahasa “Kecil Api Menjadi Kawan, Besar Ia Menjadi Lawan” adapun artinya kejahatan yang kecil sebaiknya jangan dibiarkan menjadi besar. Begitupun…